Rabu, 19 Mei 2010

Apa kabar POLRI?

LOGO POLRI


Apa kabar POLRI? Anda semua nampak tersenyum lega karena sudah terlalu sering menangkap teroris dan memberondong mereka dengan peluru meski mereka tidak melakukan perlawanan. Di Aceh anda berperang dengan mereka, di Pamulang anda membunuh antek teroris di warnet, di Magelang anda juga memberondong salah satu pelaku teror di Ritz Cartlon Jakarta, di Sukoharjo anda menangkap banyak juga orang-orang yang anda anggap teroris. Banyak juga aksi kalian ketika menyikat teroris, tapi kok sedikit sekali aksi kalian ketika menyergap koruptor? Ah sudahlah, mungkin anda ini tidak tahu (pura-pura tidak tahu) atau anda juga menikmati uang hasil korupsi itu, hanya Allah yang tahu.
Apa kabar POLRI? Anda ini kok lucu, ketika salah satu orang anda mengungkap semua kejahatan kok anda malah kebakaran jenggot dan memenjarakannya? Bukankah itu bagus? Anda bisa bekerja lebih mudah lagi? Meski dia juga ada salah dengan anda, tapi jika dia banyak info tentang penjahat kan lumayan tuh. Penjahatnya lebih jahat dari teroris, karena penjahatnya ada di lembaga keuangan hingga lembaga hukum makanya terkenal dengan mafia pajak dan mafia hukum.
Saya terkadang heran dengan lembaga peradilan/hukum di negeri ini, mulai dari hakim, jaksa hingga polisi kok semuanya kayak tidak mengerti hukum. Semua sama di mata hukum, tapi kenapa bagi mereka semua tidak sama di mata hukum. Seakan ada beda anatra rakyat kecil dengan rakyat besar (penguasa, pengusaha dan sejenisnya).
Coba dilihat kelakuan aparat negara ini terhadap rakyat kecil yang kebanyakan orang miskin yang diberikan hukuman dengan tegas dan seberat-beratnya jikalau mereka terbukti melakukan tindak kejahatan meski mereka terpaksa demikian hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan ingat juga tindakan mereka itu hanya merugikan mereka sendiri dan orang yang dijahatin, lain halnya dengan koruptor yang menyiksa jutaan umat manusia.
Beberapa waktu ini di media banyak pemberitaan mengenai mafia pajak, mafia hukum dan tentunya korupsi yang tiada henti dari dulu hingga akhir hayat. Tapi kenapa lembaga hukum tidak bisa memberikan hukuman yang berat kepada mereka yang jelas-jelas mencuri uang rakyat, melakukan suap, dan menjadi mafia dalam hukum serta pajak? Sungguh aneh tapi nyata, selalu ada berita penyergapan teroris ketika banyak masalah yang lebih penting melanda negeri ini. Media juga terlalu berelebihan dalam pemberitaan penangkapan teroris ini. Selalu diulang dan diulang dan hiperbolis. Ini bisa kita sebut juga dengan pengalihan isu dimana agar penikmat media (yang kebanyakan kapasitas intelektualnya diragukan) bisa beralih dari isu yang sebelumnya santer menekan posisi penguasa kemudian beralih ke isu yang bisa menguatkan atau meningkatkan citra kelompok penguasa dan lembaga terkait (lembaga yang sebelumnya mendapat citra negatif). Belum lagi media juga mengundang pengamat/ahli untuk berkomentar banyak dan macem-macem yang diomongin, kadang tidak sesuai dengan konteks permasalahan dan lagi media terkadang seenak udel melabeli komentator itu dengan pengamat teroris, pengamat politik, pengamat ekonomi dan apa aja deh, tergantung isunya.
Kita juga sering melihat betapa dengan gagah berani dan penuh semangat, POLRI terus memburu teroris meski teroris itu belum melakukan teror atau belum terbukti teroris. Bahkan mereka tidak segan menembak mati orang-orang yang dituduh sebagai teroris itu. Tapi kenapa mereka kok tidak setangguh itu ketika menghadapi masalah korupsi, mafia hukum dan mafia pajak? Sangat lamban sekali bahkan terkesan tutup mata atau bahasa gaulnya cuek aja.
Kalau seperti ini terus, memang tidak pernah bersih lembaga yang ada di negeri ini. Terutama lembaga hukum dan juga POLRI yang kinerjanya sangat memuakkan alias tidak pantas mendapat senyuman.
Jogjakarta, 17 Mei 2010
Ditulis ketika melihat kinerja polri yang hanya bisa menangkap teroris tapi nggak bisa menangkap koruptor. Belum lagi konflik internal polri dengan susno duaji.

Selasa, 18 Mei 2010

Kala Kondisi Tidak Fit

Kondisi tubuh ini dari hari minggu masih belum aja 100%, kalo nggak salah inget ini semua gara-gara pas hari sabtu aku nggak makan nasi sama sekali karena tidak merasa lapar dan kurang minum air putih. Akhirnya pada hari minggu saya-pun loyo dan lemas alias tidak dalam kondisi 100%.
Sungguh tidak menyenangkan jika tidak dalam kondisi fit, makanan semua terasa hambar dan susah kenyang meski sudah banyak makan. Mau ngapa-ngapain malah lemes, untung pas baca buku, nulis dan sholat tidak terlalu lemes. hhehe
Memang nggak nyangka aja, meski uda terbiasa nggak makan seharian tapi biasanya aku imbangi dengan banyak minum, tapi iki malah sedikit minum, akhirnya tubuh pun kekurangan banyak hal mulai makanan dan juga minuman. Lemes soro, tubuh ini serasa impoten yang penting salah satu bagian penting dari tubuhku tidak impoten. hhahaha
Uda tiga hari tubuh ini tidak dalam kondisi sesungguhnya, kena angin pun berasa hingga ke tulang, kena air berasa hingga ke kulit. hhehe. Apa aja deh, kapok sedikit minum, besok-besok tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Sudah lama juga nggak pernah ngalamin kayak gini yakni tubuh tidak fit dan berasa baru sembuh. Terakhir gini kayaknya pas SD. Hahaha
Semoga kondisi ini cepat pulih dan kembali ke jalan kebenaran. hhehe

Apa Kabar Indonesia!!!


 http://www.painetworks.com/photos/ha/ha2100.JPG

Ini bukan acara berita di salah satu televisi swasta di indonesia, tapi ini adalah sebuah judul tulisan yang berisikan percakapan antara aku dengan indonesia. Secara nggak sengaja kita bertemu di suatu tempat bernama Alam Ide.
Aku (A)  : Hai Indonesia, Apa kabar?
Ind (I)     : Alhamdulillah baik. (hampir 80% darahnya adalah islam)
A              : Anda kok nampak tidak sehat hari ini? (tanyaku penuh heran)
I                : Iya nih, lagi capek.
A              : Capek kenapa toh?
I               : Capek mas, punya wilayah kepulauan seluas ini, pemimpinnya nggak becus, rakyatnya banyak yang miskin, pengangguran merajarela, kekayaan alamku ini malah yang nikmatin bukan orang-orangku tapi malah dinikmatin orang lain dengan pemerintah yang nggak becus, korupsi dan masalah lainnya. (ujarnya seraya menggeleng-gelengkan kepala)
A             : Oalah jadi anda ini sakit gara-gara mikirin masalah ini toh? Nggak usah dipikir, lha wong yang sampeyan percaya aja nggak percaya ama sampeyan dan nggak bisa bikin sampeyan sehat.
I               : Hushh!!! Ngawur sampeyan kalo ngomong, saya itu nggak pernah kasih kepercayaan ke mereka (pemerintahan). Yang kasih kepercayaan itu para pengusaha dan asing yang banyak kasih modal ke mereka buat kampanye dan memanipulasi semuanya biar kepentingan para pengusaha/asing itu bisa lancar.
A             : Oalah gitu toh? Lha terus sampeyan kok diem aja lho? Kok nggak mau ngehukum mereka?
I               : Sudah banyak hukuman yang saya kasih, liat aja gempa tsunami di Aceh 2004, gempa di Jogja 2006, gempa di Padang dan Tasikmalaya 2009, dan gempa kecil di seluruh Indonesia. Tak kasih luapan lumpur juga pada 2006, banjir juga ada dimana-mana. Tapi mereka itu bukannya sadar, eh malah tetep aja bikin masalah. (ujarnya sambil menampakkan wajah penuh emosi)
A             : Kenapa nggak sekalian aja sampeyan letusin gunung merapi yang ada di seluruh indonesia? Kayak Gunug Krakatau yang pernah sampeya letusin pada abad ke-18.
I               : Itu yang meledakin gunung eyang kakung saya, beliau muak dengan penjajah yang seenaknya sendiri mengeksploitasi kekayaan alam nusantara, saya ini lahir pada abad ke-20 pas 17 Agustus 1945.
A             : Oia dink, maaf saya lupa. Nah terus, kalo peringatan dari anda ternyata masih dicuekin aja ama pemerintah yang nggak becus gimana?
I               : Saya ini benernya masih dengerin do’a rakyat yang sengsara dan teraniaya, hampir 40% rakyat ini hidup dibawah garis kemiskinan. Do’a orang yang teraniaya kan mujarab anak muda.
A             : Nah terus anda nggak kasih hukuman ke pemerintah yang jahat itu?
I              : Tak kasih hukuman pas mereka mati aja deh, sebelum mereka dikirim ke neraka biar saya siksa mereka dulu di tanah kuburannya. Mantan presiden yang dijatuhkan mahasiswa pada 1998 aja sudah saya aniaya anak muda. Beliau itu orang yang ngasih kesempatan buat pengusaha/asing untuk menguasai kekayaan negeri ini. Saking mangkelnya aku, dia punya jasad uda nggak berbentuk lagi, belatungnya doyan banget ama orang-orang yang suka nyiksa rakyat kecil.
A             : Moga anda tidak kayak pemerintahan yang suka obral janji dan bohong terus.
I               :Tak perlu kau khawatirkan itu. Ntar kalo pemerintah ini nggak sadar akan segala kemunkarannya, lumpur yang ada di sidoarjo itu bakal tak luapin lebih banyak lagi bersama gas beracun yang lebih berbahaya.
A             : Lho sampeyan ini gimana? Pemerintahnya itu nggak di sidoarjo kok orang-orang sidoarjo yang mendapat musibahnya? Nggak adil sampeyan ini. Kalo mau ngasih hukuman itu ya mbok sana ke jakarta, kasih gempa dahsyat di istana negara atau gedung senayan.
I               : Anda ini kritis sekali, iya tenang saja. Pasti akan ada bencana untuk mereka yang menyiksa rakyat. Tunggu aja tanggal mainnya.
A             : Iya saya tunggu, tapi ya mbok luapan lumpur itu jangan menjalar kemana-mana. Itu sudah mulai bergejolak lagi lumpur sampeyan dan merusak jalan.
I               : Itu uda kontrak politik, selama rakyat masih kesusahan dan pemerintah masih nggak becus, bencana lumpur itu nggak akan pernah berhenti.
A             : Oalah pake kontrak politik juga. Sekian dulu deh ngobrolnya dan Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas waktunya. Besok-besok kita ngobrol lagi ya.
I               : Siap anak muda. Saya selalu ada tiap saat.

Minggu, 09 Mei 2010

Harta, Tahta, dan Wanita

Harta, Tahta, dan Wanita seakan menjadi satu kesatuan candu terhadap para pria. Yah, coba saja kita lihat betapa hanya karena 3 hal tersebut, para pria rela saling tindas, saling hujat dan saling bunuh hanya untuk memperoleh salah satu dari 3 hal tersebut dalam kehidupan ini.
Karena Harta, seorang pria rela mengorbankan segalanya. Tak peduli teman, sodara dan lain sebagainya yang penting mereka bisa memperoleh sebuah harta. Sugguh gila memang, semua nilai telah kalah oleh nilai harta. Seakan harta adalah tujuan paling utama dalam kehidupan ini.
 Gambar by: www.virgiawan.blog.com/
Karena Tahta, pria juga rela mengorbankan segalanya. Untuk mempereoleh tahta, tidak peduli seperti apa caranya, entah itu baik atau buruk yang penting tahta bisa diraih. Setelah memperoleh tahta, mereka pun enggan turun dari tahtanya dan selalu mencari posisi lain yang tentunya mempunyai prestis tersendiri.
Karena Wanita, pria juga rela mengorbankan segalanya. Ini yang patut disayangkan, padahal jumlah wanita kan banyak  toh? Ngapain juga pake rebutan dan lain sebagainya hanya untuk memperoleh wanita. hehe…
Dari semua itu tentunya tidak ada yang pernah bikin puas, uda punya harta toh masih saja kurang, uda punya tahta masih aja nggak mau lengser/jadi manusia biasa, uda punya wanita eh masih aja selingkuh sana-sini. hhehe
Semoga kita semua tidak termasuk orang yang gila akan harta, tahta dan wanita. Jika kita gila, maka kita akan menghalalkan segala cara untuk memperolehnya. Akal sehatpun sudah hilang, hati entah pergi kemana, yang ada hanya nafsu dan keserakahan.

Bertahan Hidup ala Mahasiswa


 bersama kawan dari Australia

Jadi mahasiswa di kota orang, memang nggak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus dipelajari selain di kampus, yakni belajar “aturan main” di kota orang, dan yang terpenting adalah belajar bertahan hidup dari segala bencana kelaparan. hhehe
Banyak kisah menarik tentang kehidupan mahasiswa rantau yang ekonominya pas-pasan layaknya penulis dan beberapa kawan-kawan penulis. Bukan pada masalah tugas kuliah atau dosen yang menjengkelkan. Tapi masalah itu bermula dari perut, yah perut ini seakan tidak bisa diajak kompromi selain disaat bulan ramadhan. hhihi
Karena duit kiriman orang tua yang pas-pasan, nggak tega juga rasanya kalo minta tambahan dan lain sebagainya. Penulis sempat bekerja jadi wartawan dan ngevent pada sebuah koran lokal di Jogjakarta, lumayanlah stabilitas perekonomian penulis saat itu tetap terjaga. Namun apa dikata, selama bekerja (kurang lebih 1tahun) ternyata kuliah pun keteteran dan banyak ilmu di perkuliahan yang tidak terserap. Hal ini cukup mengecewakan mengingat pada dua semester awal, penulis rajin sangat berkuliah dan saat selama dua semester itu penulis hidup nyenyak tanpa mikirin kondisi perut, sebab numpang di rumah sodara. hhehe
Sejak semester tiga hingga sekarang penulis ngontrak bersama kawan-kawan seperjuangan pada masa SMA. Penulis aktif bekerja pada semeser 3-4 dan pada semester itu pula penulis kejatuhan nilai alias IPK turun. Bukan karena nggak bisa ngatur waktu, namun ini karena penulis mempunyai idealisme yang tinggi ketika kuliah yakni say no to nitip absen dan kalo ada tugas tapi kalo nggak ngerti ya nggak dikerjain soalnya penulis males juga kalo tanya ke temen, mesti dibilang, “keasyikan kerja sih” dan kadang ada yang bilang, “Tugasnya apa ya? wah nggak tau soalnya aku sudah ngumpulin”. Entah apa salah penulis, mungkin karena penulis adalah tipe mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang) tapi gapapa deh yang penting nanti nasib penulis lebih baik daripada mereka. amin. hhehehe
Saat bekerja, memang penulis tidak pernah merasakan apa itu kelaparan dan sejenisnya. hhaha. Tapi setelah tidak bekerja, akhirnya penulis mengerti apa itu kelaparan dan bagaimana supaya dapat bertahan hidup alias tetap sehat dengan keuangan yang seadanya. hhaha
Bertahan hidup dengan gaya mencari kerja tambahan sudah pernah terlaksana, namun gimana caranya bisa tetap ‘merdeka’ hanya dengan mengandalkan kiriman orang tua? 300rb/bln kiriman dari orang tua  untuk makan, duit bensin, duit listrik, keperluan mandi, dan lain2. Apakah bisa? Alhamdulillah untungnya Jogja ini kota yang murah meriah dalam makan-memakan. hhehe. Disini masih bisa kita jumpai makanan penyetan dengan harga paling mini mulai 2500-3500, tapi lauknya tahu tempe. Kalo pagi penulis kadang makan di sebuah warung, meski hanya berlauk sayur dan telor/perkedel+tempe nggak masalah yang penting cuma habis Rp.4000. hhehe
Tentunya semua makanan itu tanpa minum, biar nampak elegan karena tidak beli esteh/esjeruk. Penulis selalu mesan air putih hangat, soalnya kalo mesen air putih biasa kesannya gimana gitu. hhaha
Penulis memang harus banyak terima kasih terhadap tempe dan tahu, serta para pedagang yang baik banget ama penulis ampe rela dihutangin kadang dikasih porsi lebih, tanpa mereka  entah jadi apa perut penulis. hhaha
Terkadang penulis puasa, makan sehari sekali dan maksimal sehari 2 kali. Syukur Alhamdulillah stabilitas perut dan perekonomian penulis terkendali dan kuliahpun semakin maksi dan kembali ke jalur kebenaran sejak semester 5 hingga sekarang (semester 6).
Meski kiriman pas-pasan dan tidak lagi bekerja, Alhamdulillah kuliah lancar, hidup sehat dan ilmu nambah lagi. Sebab waktu yang biasa dipake buat kerja sekarang bisa dibalikin buat baca, nulis, ngerjain tugas kuliah atau ngelakuin aktivitas positif lainnya. hhehe
Banyak cara untuk tetap bertahan hidup tanpa harus makan nasi kucing lauk krupuk atau makan mie goreng (andalan kebanyakan orang disini ketika lagi bokek) . Yang jelas jangan sampai usaha bertahan hidup ala mahasiswa mengganggu perkuliahan mahasiswa yang juga penting buat masa depan mahasiswa. hhehe

Perjuangan Orang Tua


Orang Tua Tercinta Penulis

Siapakah pejuang yang paling hebat dalam kehidupan ini? Menurut hemat penulis, Kedua Orang Tua kita tentunya merupakan pejuang yang teramat hebat dalam kehidupan ini. Perjuangan mereka seakan tiada pernah ada matinya untuk melihat kebahagiaan anaknya. Meski kehidupan tidak seindah harapan, bukan sebuah halangan untuk menampilkan indahnya hidup ini terhadap keluarga.
Penulis memang belum menjadi orang tua, namun melihat perjuangan orang tua, saudara dan teman-teman yang sudah berkeluarga, penulis cukup salut dengan perjuangan mereka untuk anak dan keluarganya. Kasih sayang mereka terhadap keluarganya memang bukan main besarnya, seakan mereka mempunyai kekuatan ekstra untuk mewujudkan sebuah kebahagaian yang masih belum nampak jelas.
Sangat disayangkan jika seorang anak hanya bisa menuntut dan meminta apa yang diinginkannya tanpa melihat kondisi orang tua, orang tua bersedih bukan karena tingkah sang anak namun orang tua  bersedih jika tidak mampu memenuhi tuntutan sang anak. Bahkan ada sebuah ucapan yang tak pernah saya lupakan yakni, “Ketika orang tua kaya, anak akan ikutan kaya. Ketika anak kaya, belum tentu orang tua ikutan kaya.” Orang tua memang tak pernah meminta sejumlah materi atau imbalan dalam bentuk apapun, mereka hanya menginginkan kasih sayang seorang anak terhadap mereka. Setidaknya itulah yang selalu dikatakan orang tua penulis.
Bukan hanya guru yang menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, orang tua juga pahlawan tanpa tanda jasa!!! Banyak jasa dari orang tua di Indonesia yang membuat anaknya menjadi orang yang berguna bagi lingkup sekitar dan bangsanya. Kecintaan orang tua terhadap anak memang tiada duanya, sangat disayangkan jika sampai hati kita tidak bisa melakukan sesuatu yang terbaik untuk orang tua kita.

Bersama Amirah

Amirah Hisanah adalah ponakan pertama penulis dan bisa dibilang ponakan yang paling pinter dan paling nakal. Sama aja kayak bayi lainnya yang lahir dari perut ibunya, Amirah lahir dari perut ibunya pada 29 Mei 2006.  Amirah juga punya adik namanya Ammara yang lahir dari perut yang sama pada 25 Desember 2008. Bisa dibilang hubungan antara penulis dan Amirah dekat banget dan banyak sekali cerita lucu dan menarik antara penulis dengan Amirah. Pada beberapa bulan lalu misalnya. Saat penulis pulang ke Surabaya (mengingat penulis kuliah di jogja jadi tiap libur selalu ke surabaya) dan lagi asik nongkrong di  lantai 2 tepatnya di teras rumah (halaman depan) bersama Amirah dan adiknya yang benama Ammaran di sore hari. Penulis isenk aja ngajak mereka ngobrol, sebab penulis pengen banget ama yang dipikirin bayi. hhehe
Kurang lebih seperti ini, yang kita omongin
Penulis : Ammara, kamu mikirin apa?
Ammara : Ahhhhh..*&^#&.. (pake bahasa bayi)
Penulis : Oalah.. Ya ntar aja kalo kamu uda bisa fasih ngomong, tak ajak ngobrol lagi.
Amirah : Adik diajak ngomong apa om? (tanya amirah heran, anak ini memang rasa ingin tahunya gede banget)
Penulis : Mau tau aja kamu. Sekarang Om tanya ama kamu. Kamu mikirin apa Sipat? (Sipat panggilan sayang dari penulis buat amirah)
Amirah : Mikirin kerja om. (jawabnya enteng)
Penulis : Lho kamu uda kerja? kerja dimana sipat? (tanya penulis seraya tersenyum, heran aja ditanyain mikir apa kok jawab mikir kerja. Mungkin ngawur..hhehe)
Amirah : Uda om. Kerja di Kantor. (jawanya santai sambil duduk bersandar di tembok)
Penulis : Walah di kantor rek. Kantornya dimana?
Amirah : Masa nggak tau om? Itu loh yang jualan kartu telepon, namanya esia.
Penulis : Wadouuww.. kok sakti kamu bisa kerja di esia? Digaji berapa sipat?
Amirah : Cuma digaji Sepuluh Ribu om..
Penulis : hahaha.. loalah sipat.. kamu kerja disana cuma digaji segitu toh..
tidak lama kemudian mamanya amirah dan ammara datang ngajakin mereka mandi.
Penulis cuma bisa ketawa aja dan geli aja, anak sekecil amirah meski yang diomongin lugu dan terkesan asal tapi kok bisa nyambung ama yang diomongin. Mulai mikir apa? kerja dimana? ampe masalah gaji? hhahah

Jumat, 07 Mei 2010

Susahnya Jadi Orang Miskin

 Bersama Anak Kreatif (orang lain bilang anjal)
Padahal nggak enak banget jadi orang miskin, tapi kenapa ya angka kemiskinan di negeri ini cenderung naik? Apa negeri ini merupakan surga bagi orang miskin? Orang hidup mah tentunya nggak ada yang pengen jadi miskin, kemiskinan bisa juga terjadi secara struktural (struktur yang membuat orang jadi miskin) dan bisa juga secara cultural (emang uda dasarannya miskin). Nah di negeri ini kok seakan dua hal penyebab kemiskinan itu cenderung saling melengkapi satu sama lain, tapi kalo dibandingin kayaknya kemiskinan secara struktural pada akhirnya melahirkan juga kemiskinan cultural. fyuh…
Orang miskin mah sudah pasti hidupnya susah, tapi jadi orang miskin di negeri ini selain susah tapi susah juga jadi orang miskin di negeri ini. Bingung nggak? Moga saja nggak bingung. hhehe
Maksudnya susahnya jadi orang miskin, terutama di negeri ini yakni hidup miskin kan uda susah tapi orang miskin itu masih aja dipersulit hidupnya. Mau sekolah aja bingung bayarnya, beli bukunya, beli seragamnya dan fasilitas penunjang sekolah lainnya. Mau kerja, nggak punya ijasah sekolah dan nggak punya ketrampilan khusus hingga akhirnya menjadi tenaga kasar dengan harga murah. Mau berobat juga bingung mau bayar pake apa? fasilitas berobat pun seadanya dan ngantrinya lama banget. Pokoknya bayak banget deh yang membuat susah orang miskin.
Hidup sudah susah kok malah dibikin susah. Negara ya mbok jangan membuat susah si miskin dengan aneka kebijakan yang terus memiskinkan mereka. Mereka juga punya hati dan cita-cita, janganlah kemiskinan pada akhirnya menghanguskan cita-cita mereka.
Inilah yang mebuat si miskin yang susah semakin susah, nggak ada yang peduli ama mereka, terus kadang si miskin dijadikan iklan untuk berpolitik dan dijadikan topik hangat ketika para calon pemimpin akan memimpin.
Susah juga ya jadi orang miskin, udah susah eh malah ketemu aneka sistem yang menyusahkan mereka.

Chapter 14 - Liga Songo Bagian Dua


                                                                                                           Setelah Final dan Jadi Juara 1
Setelah pertandingan pertama yang cukup menegangkan akhirnya Tim Basket SMA 9 bisa melanjutkan pertandingan ke Quarter Final dan Semi Final dengan tidak mudah, sebab mereka nyaris kalah melawan SMA 5 dan SMA Trimurti di semi final. Mereka akhirnya masuk final, sehari sebelum final anak-anak basket SMA 9 pada nggak bisa tidur, karena mereka ada yang kena insomnia, ngeronda, syuting film, dan lain sebagainya. Musuh mereka kali ini lebih berat dari lawan-lawan sebelumnya yaitu SMA 1 Sidoarjo. Pada pertandingan Quarter Final dan Semi Final, SMA 1 Sidoarjo dapat mengalahkan 2 tim kuat dari Surabaya, SMAMDA dan SMATAG.
Semox daritadi di kelas terus mikirin partai final besok dan dia bener-bener nggak sabar pengen cepet lulus sma. Nah opo hubungane? hhaha.
Hadi yang lagi duduk dideketnya jelas heran ngeliat Semox yang ketawa-ketawa sendiri. “ Woi, mox siang-siang gini ngelamun!!”
Semoxpun kaget nan tercengang. “Apaan sih Had, nggak ngenakin orang aja.”
“ Kamu lagi ngayal apa sih? kok kayaknya seru?”
“ Ini Had, aku lagi mikirin final besok. Kamu tau siapa lawan kita ? “
“Aku nggak tau mox pokoknya kita maen terus menang, tim kita kan punya motto. “
“ Motto apa Had ? Pewangi pakaian maksudmu . “ tanya Semox heran.
“Yeee itu mah Molto, motto kita kan Kalah Menang Rp.2000 . “
“Bagus juga tuh mottomu. Kayak naek angkot aja, jauh dekat tetap di hati.”
“Hahahah malah nggak nyambung yo,” sahut Penulis jengkel.
 “Oia kemaren kamu diwawancarai apa aja ama wartawan deteksi?“ tanya Semox.
“Mereka tanya apa aja persiapan kita terus kita tau nggak sapa lawan kita nanti.“
“Terus kamu jawab apa?“
“Aku jawab nggak tau, aku bilang terserah sapa aja lawannya yang penting SMA 9 juara.“
Ricko yang baru aja dateng dari kantin langsung ikutan nimbrung ama Hadi dan Semox. “Had, Mox gimana besok uda siap belum ?“ tanya Ricko sambil ngupil.
“Kita sih siap-siap aja. Oia Songomania gimana?“ tanya Semox sambil pinjem jari tengah Ricko buat ngupil.
 “Tenang aja, kita uda nyiapin semuanya.”
“Maksudnya?“ tanya Hadi
“Kita uda beli kembang api dan cat. Ya uda deh pren, aku mau cabut duluan coz tadi uda janji ma anak-anak buat cabut bareng sekalian nyari peralatan buat besok “ Rickopun berlalu ninggalin mereka berdua.
“Had, kamu kenapa? Baru ditinggal Ricko gitu aja kamu uda keliatan sedih.“ tanya Semox
“Eh ada apa Mox? aku lagi mikirin pertandingan buat besok.“
“Kayaknya kamu bohong Had, emangnya kamu lagi ada masalah ya? kalo liat mukamu kayaknya kamu lagi ada masalah ama Laras.“
“Nggak kok Mox, aku gapapa kok. Udahlah kamu siapin diri kamu aja buat pertandingan besok. “
“Nggak Had, wajahmu yang melas lan uelek iku nggak bisa bohong. Nyante aja pren, cewek emang kayak gitu. Mau menangnya sendiri.“

Hadi emang lagi bingung, Laras mau ngajak dia break ampe UAS slese coz ntar setelah final Liga Songo dan taon baru, SMA 9 langsung UAS. Sepulang skul, Hadi nungguin Laras di gerbang skul, Dia pengen ngomong ama Laras. Baru aja ditungguin akhirnya Laras muncul dan mereka langsung ke pos satpam buat nge- ganti’in mas muchlis yang jadi satpam skolah. Hehehe..
“Ras, kamu yakin pengen kita break? Ati-ati loh ras, sekarang lagi banyak cewek yang ngefans ama aku.hehehe “
“Kamu tuh mas masih aja suka becanda. Ya uda kamu ama mereka aja. “
“Yeee jeles nih? Tapi kalo kamu jeles keliatan tambah ndut dan tambah cakep aja.“ gombal Hadi
“Ga usah gombal gitu po’o, Aku pengen break biar kita bisa konsen UASnya. “
“Kita Ras?!Kamu aja tuh yang konsen.”
“Eh Mas sory, Aku uda dijemput mama tuh. Aku pulang dulu ya, oia kita nggak bakal break kalo besok final maenmu bagus dan SMA 9 jadi juara.”
“Beneran Ras?“
“Iya bener, aku pulang dulu ya.” jawab Laras sambil ninggalin Hadi dan menuju ke mobilnya yang uda nunggu di depan skull.

Setelah Laras pulang, Hadi langsung nongkrong ke pandan ama anak-anak. Keliatannya Laras sengaja ngasih syarat seperti itu biar Hadi semangat maen basketnya. Lagi-lagi mengarang indah nih si penulis, emang gitu toh ceritanya? hhaha
“Woi, inilah bintang lapangan kita Hadiiiiiiiiii Subrotooooo.“ teriak Syarif dari warung.
Kontan Hadi yang baru aja nyampe warung jelas jadi malu dapet sambutan sehangat dan semesra itu dari Syarif yang katanya anak-anak mirip ama Aril alas Arek Ilang, “Opo ae se rip,oiyo ndi ricko?(Apan sih rif, oia Ricko mana?).
“Ricko lagi nyari kembang api ama prio, teyenk, betet, dll. Had, besok kita bisa menang kan?“
“Pasti donk Rif, semenjak aku kelas satu, aku belum pernah jadi juara Liga Songo dan inilah saat yang tepat untuk menjadi jawara.“
“Kamu yakin banget Had, lawanmu di final nanti bakalan berat lho.“ ujar Derajat sambil menghisap rokok terakhir.
“Beneran Jat? percaya ma aku aja. Pokoknya besok kalian siapin suporter sebanyak-banyaknya.“
“Bentar pren, ada telpon nie. Halo sopo iki (siapa ini)?“ potong Hadi sambil menerima panggilan masuk di hapenya.
“Had ini Panpan deteksi.“ ujar suara di ujung sana.
“Kamu Pan, ada apa?“ balas suara di ujung sini.
“Aku mau tanya persiapan skulmu buat besok, baek persiapan suporternya ampe persiapan para pemaennya.“
“Kalo pemaenya pada banyak yang istirahat, sedangkan supporter bakal menuhin tribun dan mereka pada janji bakal meriahin final Liga Songo.“
“Terus kamu sendiri gimana Had? Kamu yakin besok bakalan menang lawan SMA 1 Sidoarjo.“
“Kalo aku nyante aja coz aku bakalan yakin besok bakalan menang meski akhirnya nggak kalah.“
“Di sidoarjo ada pemaen yang juga hebat, namanya Komang. Menurutmu permaenan dia gimana?“
“Wah gitu ya? tapi aku nggak tau pan coz nggak pernah liat dia maen. Denger-denger sih dia emang jago padahal masih kelas 1.“
“Ya uda Had, thanks ya buat infonya. “
“Siapa Had ? “ tanya Syarif.
“Biasa, wartawan deteksi. Eh aku balik dulu ya. “
“Kemana Had, kok uda mau balik?“ tanya Ricko yang baru aja datang.
“Banyak banget Ko kembang apinya, mau kamu jual ? aku pengen istirahat buat besok.“
“Oke, selamat beristirahat dengan tenang.“
“Kamu pikir aku mangkat? Ntar aja deh ko, nungguin kamu dulu aja. Hhaha...”

***

Sementara itu di lain tempat, Laras masih mikirin jadi break ato nggak, tapi dia malu juga kalo ampe narik kata-katanya sendiri dan dia berharap SMA 9 bakal jadi juara.
“Anak mama kok lagi murung? ada masalah ama Hadi ya?“ ujar Mama Laras.
“Engga kok Ma, Laras nggak sabar pengen liat Mas Hadi maen?“
“Ini kan uda malem, besok kan kamu masih sekolah. Buruan bobo sana gih.“
“Ma, besok Laras boleh nonton Mas Hadi nggak?“
“Boleh, tapi jangan pulang malem-malem ya.. “
“Makasih ya Ma, Mama baek banget dech. Laras bobo dulu ya Ma. “
Akhirnya Partai Final Liga Songo yang mempertemukan sang tuan tanah eh salah, tuan rumah SMA 9 vs SMA 1 sda akan segera dimulai. Tiket final terjual habis dan tribun utama telah dipenuhin ratusan songomania. Meskipun belum dimulai para songomania terus menyanyikan yel-yel mereka.
Suasana di ruang ganti SMA 9 sangat tegang sebab anak-anak basket SMA 9 nggak nyangka kalo Finalnya bakal serame ini.
“Had, gimana nih tanganku kok jadi dingin?“ tanya Dimas.
“Kamu abis megang es batu?“
“Engga, tadi aku abis berendem di air dingin!? Bego amat sih kamu Had ? kakak kelas kok kayak gini.“
“Tegang amat Dim, nyante aja lagi mestinya kita semangat coz banyak yang nonton kita.“
“Bener juga katamu, tapi tetep aja aku nervous.“
Hadi selaku kapten tim nyoba yakinin temen-temennya kalo timnya bakalan menang dan Hadi nggak mau ketegangan mereka mengganggu konsentrasi mereka nanti.
Tuh kan, lagi-lagi Hadi sok keren nih. Nggak pantes Had jadi orang yang keren. Hhahaha...
“Yuk pren, sebelum kita maen kita bedoa dulu. Moga-moga kita diberikan kemenangan.“
“ Sem - bi -  lan. “ teriak anak – anak basket SMA 9
Pertandingan telah dimulai dan suasana di GOR Bumimoro cukup menengangkan sebab hingga menit ketiga dikuarter pertama kedua tim belum bisa mencetak poin. Songomania dapat bersorak ketika Jimin berhasil menembus pertahanan lawan dan mencetak poin pertama.
“Ayo minnn, semangat kita Jimin Fans Club selalu setia mendukungmu.“ Teriak salah satu Songomania yang tergabung dalam JFC.
Tidak lama kemudian, Komang sang bintang SMA 1 sidoarjo mencetak 2 poin dua kali beruturt-turut dan membalikkan keadaan menjadi 4-2. Songomania kembali terdiam saat quarter pertama berkahir dengan 10-5 untuk SMA 1 sda.
“Had, kamu napa? kok maenmu masih kacau?“ tanya Semox di sela-sela istirahat.
“Gapapa kok mox, aku masih belum panas aja.“
Pertandingan kembali dilanjutkan dan Hadi yang diarepin anak-anak masih belum mampu berbuat banyak dan pada quarter kedua SMA 9 kembali tertinggal dengan skor 25-21.
“Had, uda siap belum? perandingan tinggal 2 quarter lagi, aku nggak mau tau pokoknya dalam 2 quarter ini kamu harus dominant. Kasihan temen-temenmu yang uda berjuang penuh semangat.“
“Beres Mas, tenang aja kita bakal menang kok.“
Hadipun kembali bersemangat dan pada awal quarter 3 dia mencetak poin 9 poin berturut-turut dan membalikkan keadaan menjadi 30-25. Songomania kembali besorakak, dan mereka terus memberikan semangat pada tim kesayangannya.
“Welcome back Hadi.!“ ujar Jimin selaku duet Hadi di tim.
“Sory Pren, aku telat panas. Ayo min, maen yang bener.“
“Beres Had.“
Hadi dan Jimin bener-bener meledak pada kuarter ke-3 dan ke-4, masing -masing dari mereka mencetak 19 poin dan membuat SMA 9 menang dengan skor 53-46.
Begitu bel tanda pertandingan berakhir berbunyi. Ratusan Songomania langsung turun ke lapangan basket dan mereka memberi selamat kepada seluruh pemaen SMA 9.
Setelah larut dalam kemenangan, Hadi lansung teringat Laras, kemudian Dia mencarinya tapi sayang dia nggak bisa ketemu Laras yang uda pulang duluan  Kebetulan Hadi ketemu temen deket Laras yang namanya Intan di Luar GOR.
“Tan, Laras kemana?“
“Laras uda pulang Mas.“
“Yaaa, ya uda tan aku balik ke temen-temenku dulu.“
“Mas tunggu bentar, tadi aku dititipin Laras pesen.“
“Apa pesennya?“
“Katanya dia masih sayang ama kamu dan selamat uda menang terus dia nggak jadi minta break coz SMA 9 menang. Pasti seneng nih?“
“Bener Tan?! makasih banyak yaa, Ya uda aku mau balik dulu ke temen-temenku. “
Anak-anak basket yang lagi brifing di ruang ganti, pada happy semua dan mereka nyiram Hadi pake softdrink pas Hadi baru masuk.
“Ini Had, buat kamu.“ ujar Semox sambil nyiramin softdrink ke muka Hadi.
“Wadouw Mox, eman rek!? mending aku minum aja.“ ujar hadi sambil menyahut sisa softdrink.
“Eh foto-foto dulu yuk buat kenang-kenangan. Tapi sayang ya nggak bisa di tag di FB(facebook), kan jaman kita masih belum booming FB.“ ujar Jimin.
“Udalah terima aja kejadulan jaman kalian.“ ujar penulis sambil tersenyum sinis.
Merekapun akhirnya foto-foto satu tim dan setelah itu pengambilan piala sekaligus penutupan Liga Songo.
Hadi yang baru aja ngambil piala langsung ngelamun kayak penyamun.
“Aku nggak bakal pernah bisa ngelupain momen ini, setelah 3 tahun aku menunggu akhirnya SMA 9 bisa jadi juara Liga Songo. Tapi sayang ini merupakan Liga Songo terakhirku coz taon depan aku uda lulus. “
Tiba-tiba Ricko dateng ngagetin Hadi, “Duoorrr, Abis menang kok malah ngelamun?? Jungkir balik or salto kek.”
“Kamu bikin aku kaget aja Ko.“
Napa Had?“
“Nggak Ko, aku ngerasa seneng aja coz taon ini SMA 9 uda banyak menangin kejuaraan termasuk Liga Songo.“
“Ya uda Had, kita ke anak-anak pandan yuk. Mereka pada di luar semua dan pengen ngucapin selamat buat kamu.”
Hadi bener-bener ngerasa bahagia sebab Skulnya menang tapi ada satu hal yang bikin dia stress. Dia belum sempet belajar buat UAS (Ujian Akhir Sekolah) padahal UAS tinggal seminggu lagi.

Chapter 13 - Liga Songo Bagian Satu


 
Tim Basket Sma Negeri 9 tahun 2005/2006
Sedaritadi Hadi naik turun tangga rumah, Mama Hadi yang lagi masak di dapur enek juga ngeliat tingkah laku anaknya yang guapleki itu (hanya anak asli surabaya yang bisa memahami kata guapleki). Hihihi...
“Hadi, kamu tuh kenapa daritadi kok naik turun tangga? nggak ada kerjaan laen?“ tanya Mama Hadi sambil goreng tempe.
Ditanya mamanya, Hadi bukannya jawab malah tetep aja naik turun dari lantai 2 ke lantai 1. Tau tuh ada apa ama Hadi sebab akhir-akhir ini 4 minggu atau 1 bulan setelah lebaran Hadi emang suka pikun padahal beberapa hari lagi Liga Songo akan bergulir. Bisa ngebayangin nggak kalo Hadi ampe lupa ada Liga Songo? Apa lagi ampe lupa diri? Wah menjijaykan pokoknya, so daripada repot bayangin hadi yang lupa, mending ngebayangin penulis aja. hehehehe
Karena sebel dan capek akhirnya Hadi nanya ke mamanya, “Ma, tau kunci motor Hadi nggak?“
“Loh olahraganya kok uda selesai nak ?“ tanya Mama.
“Hadi capek Ma, daritadi mondar-mandir. Tau kunci motor Hadi nggak?“
“Ooo kunci motormu toh?! Mama taruh di atas kulkas, kamu mau kemana?“
“Mau ke Tunjungan Plaza, katanya lagi banyak diskon sepatu basket.”
“Ya uda buruan gih pergi kalo bisa jangan balik lagi ya.“ pesan Mama.

Hadi emang lagi nyari sepatu buat Liga Songo coz sepatu basket dia uda nggak pantes ditulis di dalam cerita ini, mupung di Tunjungan Plaza lagi banyak diskon makanya itu dia pengen beli, benernya Hadi anti banget ama barang diskonan coz kakinya suka kesemutan kalo pake sepatu diskonan.
Saat lagi milih sepatu di stasiun olahraga atau yang bisa dikenal dengan sport station, Hadi ketemu anak-anak SMA 8 macam Acigs, Dio, Sony, dkk (demi keamanan bersama, semua nama itu hanyalah fiktif dan rekayasa genetika belaka. hehehehe) yang nantinya mereka bakal jadi lawan pertama SMA 9 di Liga Songo. Dio merupakan salah satu anak SMA 8 yang kurang suka ama Hadi dan dia selalu nganggep Hadi adalah orang yang pantas diketusin (wah sensi amat nih anak..ckckck) sebab skullnya selalu kalah kalo lawan SMA 9. Bisa-bisa anak sma 8 marah nih kalo baca ini.. maap yo anak-anak sma 8. hehehe
“Woi Had, nyari apa ?“ sapa Acigs.
“Eh kamu Cigs, ama siapa ?“
“Ini ma anak-anak basket skulku, oia Had ampe ketemu di Liga Songo ya.“
“Lho emang Skulku lawan skulmu?“
“Kamu nggak ikut TM (tehnical meeting) ya? Pertandingan pembuka Liga Songo pertandingan putra SMA 9 vs SMA 8.“ papar Acigs.
“Liat aja Had skulmu bakal kita kalahin dengan semangat kita.“ ujar Dio sombong.
“Terserah deh apa kata kalian. Semangat aja nggak cukup, do’a juga perlu.“ jawab Hadi sambil ninggalin anak-anak SMA 8.
Setelah lama memilih sepatu akhirnya Hadi nemu sepatu bagus yang diskonnya gede banget ampe 75%. Harga sepatunya 1 juta berhubung kena diskon jadinya cuma 250 ribu rupiah.
Dalam perjalanan pulang, Hadi nggak abis pikir napa pikirannya bisa abis? Eh salah dink, Hadi bertanya dalam hati mengapa Dio kok suka sensi, padahal Hadi selalu ngerasa nggak punya salah ama dia. “Napa juga ya Dio kok kayaknya benci banget ama aku? Bodoh ah, mungkin dia disuruh jadi sensi aja ama penulis. hhehe”

***

Akhirnya hari yang dinanti-nantikan anak SMA 9 telah tiba, Songo Mania uda menuhin tribun GOR Bumioro dan pertandingan pembuka Liga Songo segera dimulai. Anak basket SMA 9 pada bingung semua sebab Hadi selaku kapten mereka belum juga datang padahal pertandingan akan dimulai 5 menit lagi.
“Mox, Hadi dimana ? Kamu tadi uda kasih tau dia kan kita maen jam 1.” tanya Mas Iska selaku Pelatih SMA 9.
“Iya mas tadi di skull, aku uda kasih tau dia terus tadi kucoba telpon hapenya tapi nggak diangkat.“
“Ya uda deh pertandingan uda dimulai terpaksa hari ini kita maen tanpa Hadi.“
Meskipun nggak ada Hadi pertandingan pembuka Liga Songo tetap dilaksanakan dengan baik. Hehehe... Suara gemuruh dan nyanyian-nyanyian dari songomania selaku supporter setia SMA 9 meramaikan suasana pertandingan.
Kuarter pertama, pertandingan masih di kuasai SMA 8 dengan keunggulan 10-5. Para Songomania hanya bisa terdiam ngeliat tim kesayangan mereka yang masih tertinggal 5 poin dari SMA 8. Anak-anak Pandan yang jadi Songomania juga pada misuh-misuh sebab Hadi belum muncul-muncul.
“Eh Ko, Hadi dimana sih? pertandingan uda dimulai dia kok belum dateng?” tanya Sarif.
“Ga tau rif, 15 menit lalu dia nelpon aku, katanya dia mau berangkat.”
Songomania sempat ramai lagi ketika Jimin dapat menyamakan angka menjadi 10-10 tapi sayang, pada kuarter kedua SMA 8 kembali memimpin dengan skor 20 – 10.

Sementara itu Hadi misuh-misuh nembelin ban motornya yang lagi bocor. “ Pak cepetan dikit donk ?“
“Sabar dik, ntar lagi juga selesai kok.“
“Waduh gimana nih, aku uda telat banget lagi.“ gumam Hadi.
Napa dik? uda beres.“ ujar tukang tambal ban.
“Ya uda pak, makasih ya.“
Saking keburunya Hadi mpe lupa bayar tambal ban, sesampainya di GOR Bumimoro, Anak-anak pandan menyambut Hadi dengan kata-kata indah khas surabaya Jan&^k, Ga&elli, Mat^mu,..
“Woi Had, kamu itu niat maen nggak? kita kalah tuh.“ teriak Ricko.
“Yang bener Ko, pertandingannya uda selesai ta?“
“Belum sih tapi skul kita ketinggalan 10 poin jadinya kita males ngedukung.“ ujar Syarif.
“Kalian kok pesimis, pertandingan belum selesai bung! kan masih sisa 2 kuarter lagi.“ (kayak captain tsubasa aja nih)
Hadi iki lho, kok sok bijak. Nggak pantes Had. Hhaha..” ujar Penulis sambil menulis.
Anak-anak Basket SMA 9 yang lagi di ruang ganti pemain pada males dengerin strategi yang dikasih Mas Iska.
“Min, kamu jangan terlalu aktif kalo defense jadinya kamu sendiri yang capek  pas offense.“
“ Iya mas.“
“Eh kalian kok pada lemes semua sih?! Pertandingan belum selese tapi kalian uda nyerah!” ujar Semox mencoba memberi semangat rekan-rekannya.
Tiba-tiba Hadi muncul di ruang ganti, “ Eh Pren sory telat.“
Orang-orang yang ada di ruang ganti jelas pada heran semua ngeliat Hadi sebab Hadi masuk ruang ganti pemaen SMA 8.
“Hei Had, ruangmu itu sebelah sana.” ujar Dio.
“Wadouuww.  maap, maap.”
“Had jangan keburu balik dulu, coba kamu liat papan skor.“ ujar Dio sambil ngejek Hadi.
“Mang napa ? pertandingan belum selesai, kita liat aja siapa yang bakal menang.“
Hadipun langsung berlari menuju ruang ganti SMA 9 dan sambil tergopoh-gopoh teriak di dalam ruang ganti. “Woi semuanya sory banget aku telat, tadi banku bocor.“
Anak-anakpun jelas pada sumringah semua ngeliat Hadi uda dateng. “Had, kamu darimana aja sih? jangan ngeremehin lawan donk.“ ujar Dimas a.k.a Tikuz.
“Ya uda, pertandingan uda dimulai lagi. Had,kamu uda pemanasan kan?“ tanya Mas Iska.
“Siiippp Mas!“
Kuarter tiga telah dimulai, Laras yang lagi ada di tribun yang tadinya lesu sekarang jadi semangat sebab cowoknya telah tiba.
“Mas Hadiiii, semangat mas.“ teriak Laras dari tribun.
Dio yang benci banget ama Hadi meminta izin pelatihnya buat jaga Hadi. Pertandingan baru berjalan 1 menit Hadi uda melakukan shoting 3 point yang jadi andalannya. Wah lebay iki penulise, nggak objektif ah..hhaha
 Songomania kembali bersemangat lagi sebab Hadi dapat memperkecil jarak. Lagi-lagi Hadi nambah 3 angka dan memperkecil keunggulan menjadi 20 – 16. Dio terus ngejaga Hadi, Dia semakin sebel saat Hadi masukin angka nolehnya ke Dio.
“3 pointku tadi khusus buat kamu lho, skulku pasti menang.“ ujar Hadi setelah melakukan 3 point.
Pemaen SMA 9 yang laen jadi bersemangat, Semox dan Jimin dapat menyamkan kedudukan menjadi 20-20. Kuarter ketiga berakhir dengan kedudukan imbang.
“Sial, Hadi bener-bener pengen bikin aku malu.“ ujar Dio sambil membuang botol minumnya di bangku pemain SMA 8.
“Dio, kamu kalo jaga Hadi jangan pake emosi. Dia itu pinter mancing emosi lawan. Kuarter 4 kamu istirahat aja dulu.“ ujar Pelatih SMA 8.
“Tapi pak?!“
“Ga ada tapi-tapian, kamu jangan maen dulu.“
Kuarter ke-4 telah dimulai, Dimas mencetak point dengan lay up setelah dapet fastbreak dari Aldo. SMA 9 untuk pertama kalinya mengendalikan jalannya pertandingan. Petandingan berjalan sangat seru sebab para punggawa SMA 8 nggak mau nyerah begitu aja, cuma mereka terlalu terburu-buru sehingga SMA 9 dapat menguasai jalannya pertandingan.
Beberapa menit sebelum pertandingan usai, Hadi dengan 3 pointnya memperbesar keunggulan dengan skor 30-20. Akhirnya pertandingan pembuka Liga Songo dimenangkan tim Basket Putra SMA 9 Surabaya. Songomaniapun tampak bahagia dengan kemenangan ini dan mereka berharap SMA 9 dapat menjadi juara Liga Songo.
            Para pemaen SMA 8 yang sedang brifing di luar nampak kecewa semua dengan kekalahan mereka.
“Sial, coba tadi aku nggak emosi pasti nggak bakal kayak gini.“ ujar Dio.
“Udahlah nggak perlu nyalahin diri sendiri, lagian mereka tadi jadi lebih baek semenjak Hadi maen.“ hibur Acigs.
“Ya uda sekarang kita balik ke skull aja.“ ajak Doni.
Saat mereka mau balik, Hadi nyamperin mereka, “Dio, kalian mau kemana ?“
“Kamu Had, selamet ya uda ngalahin kita.“
“Aku mau ngucapin makasih aja skulmu uda mau berpartisipasi di eventnya skulku.“
“Kita Had yang harusnya terima kasih. “ ujar Acigs.
“Udahlah kalian nggak usa sedih gitu, lagian kalian berdua kan masih kelas 2 jadi masih ada waktu buat berkembang. Tetep semangat ya.“
Lagi-lagi hadi sok bijak.. nggak pantes Had.. hhaha..
“Eh penulis itu tugasnya nulis aja, nggak perlu ngoment yang nggak pantes.” Jawab Hadi terhadap penulis.
“Makasih Had, kita balik dulu ya, salam buat temen-temen basket SMA 9.”
Hadipun langsung ninggalin mereka dan kembali menuju anak-anak basket yang lagi kumpul di depan pintu masuk.
“Nah ini Hadi.“ sambut Mas Iska.
Hadi yang baru dateng langsung punya feel nggak enak, “Ada apa mas ? “
“Had, tadi kamu kan uda telat terus gara-gara kamu tadi kita semua pada nggak konsen maen.“
“Terus?“
“Sebagai ganti ruginya Had, sekarang kamu harus Push up 10 kali di sini sekarang juga.“ ujar Semox.
“Yang bener donk, di sini kan banyak orang.“
“Teserah, kamu pilih push up ato traktir kita semua.“ ujar Jimin.
Akhirnya Hadipun pasrah nerima hukuman dari temen-temennya. Anak-anak SMA 9 yang lagi ada di luar jelas pada ketawa semua ngeliat Hadi yang lagi menjalani proses hukuman dari temen-temennya.