Senin, 17 Oktober 2011

Waria itu,,,

Miss Waria menjadi agenda rutin waria di Indonesia
Bicara tentang waria pasti ga bakal ada habisnya deh. Mereka itu jadi kaum yang selalu terpinggirkan dalam masyarakat, terpinggirkan atau dipinggirkan sebenarnya sama aja. Waria selalu terpinggirkan karena mereka dianggap sebagai sesuatu yang 'berbeda' dalam masyarakat. Selain itu banyaknya waria yang 'turun ke jalan' juga menjadi bahan tambahan bagi masyarakat untuk terus meminggirkan mereka. Ada lagi nih, yakni faktor budaya dan agama juga kuat pengaruhnya dalam peminggiran kaum waria. Cukup malang juga nasib para waria yang selalu hidup terpinggirkan ini. Meski dipinggirkan toh waria masih terus bisa eksis, mereka seakan cuek ama stigma yang selama ini dilekatkan pada mereka. Usaha mereka untuk tetap survive sudah selayaknya kita beri apresiasi, mereka bisa hidup dalam dunia yang masih belum bisa menerima keberadaan mereka dan mereka juga selalu mendapat tekanan dari lingkungan mereka seperti tidak dianggap manusia normal, tidak diterima dalam bekerja, dan lainnya.

Sebenarnya dimana sih letak kesalahan waria itu? Apakah hanya karena mereka menjadi PSK terus kita harus memukul rata semua waria itu PSK dan bersalah? Apakah karena faktor budaya dan agama kita tidak mendukung keberadaan waria sehingga kita menelan mentah-mentah ajaran budaya dan agama kita untuk menolak waria? Tentunya masih banyak pertanyaan lain yang selalu muncul dalam benak penulis.

Waria sejatinya tidak pernah melakukan tindak kriminal yang merugikan orang lain, mereka bekerja pada sektor 'jalanan' juga tak terlepas dari diskriminasi yang telah dilakukan oleh masyarakat. Menjadi waria tentunya bukan keinginan atau pilihan mereka, semua itu bersifat alami demikian yang diungkapkan oleh salah satu teman penulis yang juga seorang waria.

Banyak pelajaran dan pandangan baru penulis terhadap waria, mungkin penulis tidak sepenuhnya mendukung atau menolak keberadaan mereka. Penulis hanya memikirkan bagaiamana agar para waria dan masyarakat ini bisa hidup berdampingan satu sama lain meski hal ini lebih bersifat uthopis!

Waria tetap memiliki dunianya sendiri meski mereka juga bagian daripada masyarakat yang terdiri atas dua jenis kelamin yakni pria dan wanita toh waria tidak akan pernah muda untuk menjadi bagian yang diakui oleh masyarakat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar