Kamis, 15 Juli 2010

Rinduku Surabaya (Pengen Kucur)

Uenake Rek Kue Kucur

Ada berbagai macam jenis jajanan pasar khas Surabaya, yang terus menerus ditindas oleh modernisasi melalui jajanan yang ada di supermarket dan pasar modern lainnya. Wuihhh, bosone rek, keduwuren cak. Hahaha

Sekarang sudah jarang banget orang jualan klantink, tiwol, gethuk, apalagi yang jualan kucur. Uda semakin jarang bahkan anak-anak kecil jaman sekarang makanya cuma coklat, permen, eskrim dan makanan mahal serta tidak sehat lainnya. Lama-lama, jajanan khas itu menghilang dari peredaran dunia jika para pedagangnya tidak "diselamatkan", membeli dan mencintai jajanan tradisional adalah salah satu upaya penyelematan aset budaya bangsa yang paling berharga.

Setelah jarang pulang ke Surabaya, saya merindukan sosok jajanan khas Surabaya yang selalu saya banggakan yakni KUCUR. Apa itu kucur? saya nggak tahu dari apa aja bahan pembuatannya dan gimana ngebuatnya, pokoknya kucur itu enak dan untungnya jajan itu masih bisa ditemui di pasar tradisional di kota Surabaya. Paling enak itu kucur yang dijual di pasar blauran. Wenakee rekkkkkk, wes ngiler kucur terus iki. Hampir setahun lebih tidak menikmati kucur.

Kucur itu paling enak di bagian terluar yang mengitarinya dan bagian tengahnya, hmmmm. Bagian luar itu layaknya pembatas dalam jajan kucur, dimana rasanya hmm nikmat sekali hingga susah untuk dijelaskan (karena nggak ngerti gimana ngejelasinnya). Selain itu, bagian tengahnya yang kenyal dan manis seakan menjadi puncak kenikmatan ketika memakan kucur. 

Kucur oh kucur, betapa nikmatnya menikmatimu di pagi hari. Kamu akan saya dapatkan ketika saya ada di Surabaya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar