Banyak orang yang memaknai kehidupan ini, namun banyak juga yang menjalankan kehidupan ini tidak sesuai dengan makna yang telah diartikan sebelumnya. Apa sih hidup itu? kenapa kita harus hidup jika pada akhirnya kita mati? apa sih kematian itu? kenapa kita harus mati kalo kita bisa hidup?
Sama seperti halnya pernyataan usil di atas, bahwa hidup itu kompleks, adalah sebuah kompleksitas yang memang harus kita lalui. Mengapa kita harus melalui segala kompleksitas itu jika pada akhirnya kita mati? Sia-sia donk proses yang kita lalui selama ini. Ada yang memaknai Hidup ini apa adanya, jadi ya hidup dia juga apa adanya alias nothing special in their life. Ada juga yang memaknai bahwa Hidup ini penuh warna, jadi kehidupannya mereka memang penuh warna dan banyak hal baru yang mereka dapatkan dalam kehidupan ini. Bahkan ada juga yang memaknai Hidup adalah proses menuju kematian, lah kalo yang ini uda mulai memasuki ranah religius kayaknya. Kalo uda tau proses menuju kematian, so pastinya mereka bakal melakukan banyak hal positif yang katanya bisa ngebawa mereka ke surga. Amin. Hehehe
Jadi apa sih sebenarnya arti Hidup menurut kamu?
Kalo penulis mah simple aja, Hidup itu yang jelas bikin semua berasa lebih hidup dan jauh lebih baik. Hehehe
Setelah sekian lama nggak pernah nonton Persebaya secara langsung, akhirnya Penulis berkesampatan nonton Persebaya meski hanya dalam laga persahabatan dengan tim Indo-Holland yakni tim yang dihuni warga keturunan Indonesia yang ada di Belanda. Laga tersebut berlangsung pada hari Pahlawan yakni 10 November 2010 namun sayang dalam laga tersebut Persebaya harus mengakui keunggulan tim lawan dengan skor 2-1. Laga tersebut sejatinya tidak hanya untuk menyambut hari pahlawan, namun lebih tepatnya untuk laga amal. Sebelumnya terjadi banyak bencana alam di Indonesia dalam waktu yang cukup dekat dan bersamaaan. Saudara kita di Wasior Papua harus menerima rumahnya hancur diterjang banjir, di Jogjakarta, Magelang, Solo, dan Boyolali juga terjadi bencana Merapi yang sempat meletus dan mengeluarkan awan panas dan hujan abu vulkanilk serta kerikil, bertepatan dengan bencana Merapi, saudara kita di Mentawai juga terkena bencana Tsunami. Dari beberapa bencana tersebut banyak merenggut korban jiwa dan harta benda. Oleh karena itu sebagai bentuk kepedulian Klub Persebaya dan Bonek, mereka mengadakan laga amal yang hasil penjualan tiketnya diserahkan sepenuhnya untuk korban bencana di tiga wilayah tersebut.
Kembali laga ke laga amal Persebaya, sebelumnya penulis masih ingat terakhir menonton Persebaya ketika kelas 5 SD dan itu sekitar 12 tahun yang lalu!!! Sejak kecil penulis memang suka menonton Persebaya bersama Ayah penulis, dan itupun selalu duduk di tribun utama. Yang selalu teringat dalam benak penulis, dulu ketika menonton Persebaya baik bersama Ayah maupun teman-teman, selalu tidak pernah bisa meninggalkan stadion dalam keadaan normal yakni keluar disaaat pertandingan usai dan melalui pintu keluar yang ada. Penulis selalu memanjat pagar tribun terlebih dahulu setelah itu keluar, yah ini dilakukan karena lebih baik manjat daripada melewati pintu keluar yang selalu sesak dan rami suporter.
Bonek di Tribun Papan Skor
Tak terasa 12 tahun kemudian Penulis kembali datang ke Stadion Tambaksari atau dikenal juga Gelora 10 November. Kedatangan Penulis kali ini tidak hanya untuk menikmati laga Persebaya, melainkan dalam rangka penelitian Penulis tentang Bonek Wanita atau Bonita. Sekarang keadaan di Tambaksari, jauh berbeda dengan dulu. Kalo dulu masih sedikit suporter yang memakai atribut suporter dan masih sedikit nyanyian suporter, serta masih sedikit bahkan tidak ada perempuan yang berani masuk stadion. Tapi sekarang semua sudah berubah, Bonekmania menghijaukan Tambaksari dan menunjukkan totalitasnya mendukung Persebaya dengan nyanyian-nyanyian yang membuat semangat pemain di lapangan serta membuat panas telinga musuh-musuh Bonek seperti Arem*nia, The J#k, dan lainnya.
Meski banyak perubahan, tapi militansi dan semangat serta fanatisme Bonek tetap saja seperti dulu. Kelakuan nggandol, nyeker, misuh, nggolek gratisan, nekad, dan lainnya masih ada saja hingga saat ini. Hal ini tak jauh berbeda dengan ketika Penulis masih kecil. Dulu dalam benak Penulis, memang tidak ada suporter yang se-Nekad dan se-Militan Bonek. Bonek memang patut diacungi jempol dalam loyalitasnya terhadap Persebaya meski dalam menunjukkan loyalitasnya itu mereka menghalalkan segala cara seperti ngamen, malak, tidak membayar tiket kereta ketika ke luar kota, dan lainnya. Tidak bisa dipungkiri juga, Bonek merupakan suporter yang paling berani kemana saja, meski banyak musuh mereka menanti. Semua itu mereka lakukan hanya untuk menunjukkan fanatismenya terhadap Persebaya. Kecintaan mereka terhadap Persebaya dan kebanggan mereka menjadi Bonek membuat mereka tidak peduli dengan segala halangan dan rintangan yang menghalangi mereka. Ini yang membuat Penulis salut dengan Bonek, yakni semangat mereka.
Ketika berada di dalam stadion, Penulis juga sempat dipisuhin oleh Bonek yang berada di dalam stadion karena Penulis dianggap mengganggu pandangan mereka. "Hoy jancok, longgo cok. Podo mbayare iki!!!" (Hey jancok, duduk cok. Sama-sama bayar!!!). Itulah yang Penulis dapat ketika baru memasuki tribun, saat itu penulis masih ingin mencari Bonita dan tempat yang nyaman untuk menonton, eh malah uda disambut dengan Jancok atau kata-kata kotor yang menjadi ciri khas Arek Suroboyo. Mengingat lokasi awal Penulis masih jauh dari tribun papan skor yang menjadi tribun utama Bonekmania dalam memberikan dukungan untuk Persebaya, menjadi tribun utama karena di sanalah aktivitas suporter seperti bernyanyi, bersorak, dan gerakan-gerakan kompak suporter dillakukan. Setelah mendapat banyak pisuhan karena Penulis berjalan cukup jauh mengitari stadion, akhirnya Penulis tiba juga di tribun papan skor. Setibanya di papan skor, eh penulis kena pisuhan lagi. Hehehe. Ini juga salah Penulis, awalnya penulis mengamati aktivitas mereka ketika mendukung Persebaya seperti bernyanyi dan lainnya. Ketika Penulis hendak mengambil gambar eh mereka malah duduk dan berhenti sejenak, karena sudah terlanjur memegang kamera dan mengambil gambar, penulis cuek aja dan tetap memotret mereka. Akhirnya kata-kata sakti dari mereka pun keluar seperti Jancok, Jembut, Bangsat, Matamu, Asu, dan lainnya ditujukan ke Penulis. Untung Penulis tidak dimassa mereka. Hehehe. Dalam aktivitasnya mendukung Persebaya, Bonek di tribun papan skor dipimpin oleh dirigen suporter yang mengomandoi gerakan-gerakan dan nyanyian-nyanyian yang akan dilakukan. Tidak lupa juga dalam bernyanyi, mereka juga ditabuhi drum yang juga meramaikan suasana.
Setelah mengamati Bonek yang ada di tribun papan skor, penulis berpindah ke tribun BB karena Penulis sudah mengadakan janji dengan teman Penulis yang juga menjadi Bonek. Meski keadaan di sana tidak seramai papan skor, namun mereka juga bernyanyi dan memberikan semangat untuk pemain di lapangan. Bedanya di tribun BB adalah masalah kordinasi. Meski ada dirigen suporter, namun bukannya mengikuti komando dari dirigen tapi Bonek di sini tak segan untuk misuhindirigen yang mereka anggap tidak kreatif dan tidak layak. Ternyata berat juga menjadi dirigen suporter. Di tribun ini, Penulis menemukan banyak Bonita. Ternyata Bonita tidak hanya digeluti oleh remaja, Ibu-ibupun juga menjadi Bonek. Namun sayang Penulis tidak bisa mengambil gambar, karena tidak memperoleh izin dari Ibu-ibu tersebut dan suaminya. Hhihi
Selama ini kita selalu kecewa dan sedih juga ngeliat kondisi negeri yang kita cintai ini, mulai masalah koruspi yang tak kunjung henti, kemiskinan yang terus meluas, mafia hukum dimana-mana, pemerintah yang cenderung jauh dari rakyat, ledakan gas elpiji 3kg yang terus meneror masyarakat, prestasi olahraga yang terus merosot, serta banyak masalah lainnya yang hanya bisa membuat kita mengelus dada.
Namun dibalik semua itu setidaknya ada beberapa hal dari Indonesia yang bisa kita banggakan, yakni :
1. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan hampir lebih dari 17.000 pulau (17.508 pulau) ada di Negeri ini, meski tidak semuanya berpenghuni namun kita sebenarnya masih bisa berbangga dengan negara kepulauan yang sangat besar ini kita masih bersatu menjadi NKRI meski Timor Leste, Sipadan Ligitan dan banyak pulau dijual. Cuma Indonesia, negara yang bisa menjaga keutuhan wilayahnya hingga saat ini.
2. Indonesia adalah satu-satunya dari salah satu negara demokrasi terbesar di dunia (setelah AS dan India) yang memilih wakil rakyat dan presidennya secara langsung dan sukurnya dua periode pemilu masih aman. AS dan India aja nggak pernah tuh milih presiden secara langsung oleh rakyatnya.
3. Lagi-lagi kita lebih demokratis daripada empunya negara demokrasi (AS) dimana kita pernah punya Presiden Perempuan dan Presiden Gus Dur yang beberapa orang baik dari dalam maupun luat negeri yang menilai tidak layak secara fisik, namun kita semua tetap bisa mengharagai itu semua dan menjunjung tinggi kesamaan hak. Mungkin sekarang AS bisa sejajar dengan kita karena mereka uda punya Obama. Hehehe
4. Cuma Indonesia negara yang paling banyak budaya dan bahasanya dan hingga sekarang masih ada meski globalisasi dan modernisasi terus menggencet negeri ini. Coba anda bayangkan dari sabang hingga merauke, ada berapa budaya dan bahasa yang berada di negeri ini.
5. Meski sudah dijajah belanda hingga 3.5 abad dan banyak dieksploitasi untuk kepentingan asing maupun kelompok tertentu hingga saat ini, toh negeri ini masih saja punya banyak kekakayaan alam. Namun sayangnya kekayaan alam ini tidak bisa membuat rakyat indonesia kaya raya.
6. Indonesia adalah negara demokrasi dengan penduduk mayoritas islam (hampir 80%), jumlah penduduk muslimnya mengalahkan negara islam yang ada di timteng, padahal indonesia bukan negara awal berdirinya islam.
7. Kalo ngomongin masalah demokratis, negara ini jauh lebih demokratis dimana kita bisa menghargai satu sama lain dan mengutamakan kepentingan bersama. Tingkat rasialisme di negara kita jauh lebih rendah dibanding negara barat. Kita ini bangsa yang beradab cuy, cuma wakil rakyatnya aja tuh yang kurang beradab jadinya mereka itu adalah oknum dan betapa merugikannya tingkah laku oknum itu terhadap bangsa ini. hehehe
8. Pulau komodo dan badak bercula satu, jumlahnya paling banyak ada di Indonesia lho. Hehehe
Tentunya masih banyak sisi lain dari indonesia yang bisa kita banggakan, selain kekayaan alamnya, kekayaan budaya, yang terpenting dari semua itu adalah bahwa sesungguhnya orang Indonesia adalah orang yang ramah tamah dan murah senyum. Bahkan salah satu media asing pernah melakukan sebuah penelitian di beberapa negara ternyata Indonesia adalah negara yang paling murah senyum. Itulah hebatnya orang Indonesia, sesusah apapun kita toh masih bisa saja senyum manis. Hehehe
Penulis cuma menyesalkan apa yang terjadi terhadap rakyat Indonesia (kemiskinan dan masalah lainnya) kok seakan uda diatur alias diskenariokan (entah siapa yang nyusun skenarionya, Tuhan atau Pemerintah?) dengan terus mahalnya biaya pendidikan, kesehatan dan kebutuhan hidup lainnya. Semoga rakyat yang banyak teraniaya ini berdoa untuk kemajuan indonesia, mengingat do'a orang yang teraniaya itu lebih manjur. hehehe
Indonesiaku selalu kucinta sampai kapanpun!!! Aku Cinta Indonesia!!! Bagaimana dengan anda? hehehe
Kayaknya kita kudu makasih banyak deh ama Thomas Alva Edison, karena dia juga akhirnya dunia ini ga gelap di malam hari dan ga perlu repot-repot nyalain api. Hehehe. Karena temuannya yang bernama lampu itu, suasana malam hari bisa menyala dan kendaraan bermotor pun juga menggunakan jasa lampu untuk menerangi jalan yang mereka lewati, bahkan pedagang kaki lima juga make lampu buat menerangi dagangan mereka. Yah, benar-benar penuh manfaat lampu itu.
Fungsi utama lampu adalah sebagai alat penerangan. Dengan cahaya yang dihasilkan oleh lampu itu, mampu menerangi segala sesuatu yang gelap. Namun kalo dibandingin cahaya matahari, lampu emang masih kalah, lha wong matahari dan pencipta lampu itu ciptaan Allah SWT. Nggak bakal ada yang bisa nyaingin ciptaan Allah. Hehe.
Yah itulah sedikit kisah tentang lampu yang penuh manfaat itu. Kira-kira ada ga ya pemimpin di negeri ini yang berfungsi layaknya lampu? Hehehe. Kayaknya susah juga nemuin mereka yang mampu menerangi dan memberikan banyak manfaat untuk rakyatnya. Dan parahnya lagi, lampu itu bisa lebih tau diri daripada pemimpin kita. Lampu kalo uda ga bisa nerangin lagi atau cahayanya berkurang, toh dia sadar diri dan mau diganti dengan lampu baru yang lebih bersinar. Beda ama pemimpin kita, meski uda ga bersinar lagi mereka masih saja memaksakan sinarnya kepada rakyatnya. Rakyat dipaksa “belajar” dalam cahaya yang redup, dan keredupan itu pula yang membuat rakyat harus ekstra keras untuk “belajar” dan tidak sedikit pula rakyat yang mengeluh terhadap redupnya sinar tersebut.
Andaikan pemimpin kita bisa mempunyai fungsi layaknya lampu yang banyak manfaatnya untuk semua rakyat, dari yang paling kaya ampe paling miskin bisa memanfaatkan fungsi lampu dengan baik, mungkin rakyat bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik.
aneka jenis wakil rakyat yang ngantuk
Masalah sinar dari pemimpin sebenarnya bukan karena cahayanya yang kurang (redup), namun sinar mereka seakan hanya untuk kelompok/kalangan tertentu saja. Yah ibaratnya, semakin mahal lampunya maka semakin sinar terangnya. Jadi mereka memeberikan sinar yang terang itu untuk kelompok penguasa, pengusaha dan ekonomi menengah ke atas yang diberi cahaya yang tidak terlalu terang dan diberikan cahaya yang terang benderang ketika uda jadi pemimpin. Untuk kelas menengah kebawah atau rakyat biasa yang nyatanya justru dapat membantu pemimpin memperoleh sinarnya malah diberikan lampu KW dengan sinar yang terang pada awalnya (janji dan janji) dan redup bahkan mati alias ga ada sinarnya (uda jadi pemimpin/pejabat).
Dewasa ini, arus informasi hampir nggak jauh beda dengan arus macet di Jakarta dan arus mudik saat lebaran. Selalu ramai, cuma bedanya arus informasi anti kemacetan sedangkan arus macet dan arus mudik punya masalah dengan kemacetan.
Majunya teknologi membuat informasi ini bisa tersebar secara cepat dan bisa diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Karena jaman sekarang sudah ada yang namanya internet dan televisi bener-bener menjadi media pertama dengan internet dalam pemberitaan. Namun sempat tersirat dalam pikiran penulis, apakah cepatnya berita yang disajikan itu (fast news/berita cepat saji) benar-benar tepat dan akurat? Karena terkadang, faedah 5W+1H dalam penulisan berita sudah hampir menghilang. Sebagai contoh ketika kita melihat berita penyergapan teroris oleh stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu di Magelang, mereka menduga dan bahkan mengatakan bahwa tersangka dalam rumah yang disergap adalah terori kelas kakap Noordin M Top, tapi ternyata justru anak buahnya. Berita yang cepat itu memang bisa bermanfaat namun keakuratannya masih harus dipertanyakan lagi.
Beberapa tulisan di atas, hanya sekedar mengingatkan kita semua aja agar kita lebih kritis dan memahami lagi terhadap sebuah berita yang disajikan, kita tidak bisa menelan itu semua mentah-mentah. Karena objektivitas dalam penulisa berita semakin berkurang, karena tiap media mempunyai kepentingan masing-masing dan tentunya mereka menuju kepada orientasi mereka yakni pasar dan profit.
Jika kita melihat beberapa siaran yang ditayangkan oleh televisi terutama semacam acara reality show, talk show, dan sebagainya. Kita tidak harus menelan semua yang ditampilkan oleh acara tersebut, karena perlu diingat "tidak ada yang asli dalam televisi". Penulis hanya bisa mengelus dada dengan tayangan yang disiarkan oleh televisi, karena benar-benar jauh dari kata mendidik dan masuk akal. Acara-acara reality show seakan sudah tidak real lagi alias layaknya sebuah sinetron yang telah diatur sedemikian rupa, belum lagi acara talk show yang mengundang beberapa tokoh atau pengamat, pada acara tersebut mereka beradu argumen dan nampak permusuhannya agar nampak menarik untuk dilihat namun dibalik kamera toh mereka tetep akur.
Apakah harus menampilkan seperti itu untuk menarik minat pemirsa televisi? Apakah perlu melakukan hal-hal yang jauh dari kultur kita? Apakah perlu melakukan banyak kebohongan untuk meraih rating dan iklan yang masuk? Kenapa tidak bisa menyajikan sesuatu yang lebih nikmat dan mendidik masyarakat agar menjadi lebih dewasa dan lebih pintar daripada memainkan perasaan pemirsa dengan suguhan acara yang lebih menekankan perasaan emosi dan belas kasihan?
Seharusnya sebagai media, berbohong adalah perbuatan yang terkutuk layaknya perbuatan setan. Namun berbohong di era sekarang seakan sah-sah saja. Pakar Komunikasi Politik UI yang juga aktivis Kompak, memaparkan 5 kebohongan media, yakni ;
Membesar-besarkan atau mengecil-ngecilkan data
Memberitakan yang tidak pernah ada
Tidak memberitakan kejadian yang memang terjadi
Membohongi agenda publik dengan sengaja
Membohongi publik dengan menekankan berkali-kali bahwa mereka sebagai institusi tidak pernah/sedang membohongi publik
Kebohongan media itu memang tidak sepenuhnya diwujudkan oleh media televisi dan media lainnya, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kebanyakan media terutama media televisi sedang melangkah ke dalam 5 kebohongan ini. Dimana TV terkadang menghiasi acaranya dengan menjalankan nomor 1-5 dengan baik dan benar.
Kapan kita bisa memperoleh pendidikan yang murah dan gratis dari sebuah media jika mereka terus menampilkan sebuah kebohongan daripada kejujuran?
Sekarang era demokrasi, dimana semua mempunyai hak yang sama dan semua juga ditentukan oleh suara terbanyak. Tidak hanya dalam sistem politik atau sistem pemerintah serta kehidupan bermasyarakat, demokrasi ini dijalankan. Bahkan dalam pemilihan pemenang dalam sebuah acara talent show di televisi juga menggunakan sistem demokrasi, yakni ditentukan berdasar suara terbanyak. Kita juga tidak pernah mengerti apakah itu benar-benar pemilihan pemenang berdasar sms atau pemilihan pemenang berdasar pihak penyelenggara? Dimana jika pihak penyelenggara yang memilih pemenang, otomatis mereka tidak hanya memikirkan sms yang masuk, mereka juga memikirkan popularitas yang dimiliki oleh calon bintang yang mengikuti talent show tersebut.
Layaknya calon pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat, apakah keberhasilan mereka menjadi orang yang paling dipilih oleh rakyat karena kualitas yang mereka miliki? Kualitas seperti apa yang mereka miliki sehingga rakyat memilih mereka menjadi pemimpin? Apakah rakyat telah mengerti calon pemimpin itu luar dalam? Namun sayangnya tidak ada juri yang memberikan komentar dalam pemilihan calon pemimpin ini. Jadi kualitas calon pemimpin masih harus dipertanyakan lagi, mengingat mereka selalu suka lupa kalo uda kepilih.
Tidak jauh berbeda dengan pemilihan pemenang talent show yang diukur dari banyaknya sms yang masuk kepada salah satu peserta tertentu, cuma bedanya peserta ini melewati proses yang cukup panjang dan melelahkan dimana mereka harus selalu menampilkan kualitas terbaik mereka tiap minggunya atau tiap mereka tampil, belum lagi saran dan kritikan dari para juri yang menilai penampilan dan kualitas mereka. Namun sayangnya, lagi-lagi pemenang ditentukan oleh suara terbanyak, dimana orang/peserta yang memiliki kualitas mumpuni jika popularitas tidak mereka miliki toh juga sangat sulit buat mereka untuk menang. Namun panitia penyelenggara tentunya tidak bodoh dalam "menyelamatkan" orang-orang yang punya potensi dan "menenggelamkan" peserta yang prospeknya tidak secerah peserta lainnya. Sebaik apapun kualitas mereka, jika sms tidak mengizinkan mereka menang toh mereka juga harus kalah. Harusnya pemilihan pemenang lebih berimbang porsinya, dimana juri, sms dan pihak penyelenggara mempunyai porsi yang seimbang dalam penentuan pemenang. Namun cukup sulit juga jika profit oriented yang mereka utamakan, bayangkan saja sekali sms dikenakan biaya Rp. 2.000 dikalikan jutaan pemirsa yang mengirim sms. Woowwwww
Memang pemahaman mengenai kualitas tiap orang tentunya tidak sama, dan pemilih juga tidak bodoh dalam memberikan nilai berkualitas pada pilihan yang disediakan. Tapi masalahnya adalah sebuah objektivitas, apakah bisa para pemilih itu memilih berdasar objektivitas bukan subjektivitas? Nah ini juga yang repot, meski pilihannya menampilkan sesuatu yang tidak terlalu baik dan kalah baik oleh peserta lainnya (ini bisa dilihat dari komentar para juri), toh pemilih tetap setia pada pilihannya. Orang akhirnya memilih bukan karena objektivitas atau sesuatu yang ditampilkan (kualitas) oleh pilihan mereka, mereka memilih karena subjektivitas dan bukan menggunakan rasio mereka melainkan lebih kepada perasaan. Memang perasaan nggak bisa bohong, tapi repot juga jikalau menentukan sebuah pemenang hanya didasarkan perasaan.
Semoga kita bisa menentukan pilihan yang memang benar-benar layak dipilih, kita memilih berdasar pikiran kita yang sehat dan pandangan kita yang objektif.
Ada berbagai macam jenis jajanan pasar khas Surabaya, yang terus menerus ditindas oleh modernisasi melalui jajanan yang ada di supermarket dan pasar modern lainnya. Wuihhh, bosone rek, keduwuren cak. Hahaha
Sekarang sudah jarang banget orang jualan klantink, tiwol, gethuk, apalagi yang jualan kucur. Uda semakin jarang bahkan anak-anak kecil jaman sekarang makanya cuma coklat, permen, eskrim dan makanan mahal serta tidak sehat lainnya. Lama-lama, jajanan khas itu menghilang dari peredaran dunia jika para pedagangnya tidak "diselamatkan", membeli dan mencintai jajanan tradisional adalah salah satu upaya penyelematan aset budaya bangsa yang paling berharga.
Setelah jarang pulang ke Surabaya, saya merindukan sosok jajanan khas Surabaya yang selalu saya banggakan yakni KUCUR. Apa itu kucur? saya nggak tahu dari apa aja bahan pembuatannya dan gimana ngebuatnya, pokoknya kucur itu enak dan untungnya jajan itu masih bisa ditemui di pasar tradisional di kota Surabaya. Paling enak itu kucur yang dijual di pasar blauran. Wenakee rekkkkkk, wes ngiler kucur terus iki. Hampir setahun lebih tidak menikmati kucur.
Kucur itu paling enak di bagian terluar yang mengitarinya dan bagian tengahnya, hmmmm. Bagian luar itu layaknya pembatas dalam jajan kucur, dimana rasanya hmm nikmat sekali hingga susah untuk dijelaskan (karena nggak ngerti gimana ngejelasinnya). Selain itu, bagian tengahnya yang kenyal dan manis seakan menjadi puncak kenikmatan ketika memakan kucur.
Kucur oh kucur, betapa nikmatnya menikmatimu di pagi hari. Kamu akan saya dapatkan ketika saya ada di Surabaya.
Tak terasa telah 3 tahun aku di Jogjakarta, banyak hal baru yang aku peroleh disini dan banyak kenangan indah di Surabaya yang hanya menjadi sebuah memori yang tersimpan rapi dalam ingatan. Cukup berat juga pada awal meninggalkan Surabaya, selain jauh dari keluarga, teman dan sahabat. Aku juga terpakas nggak ngelatih tim basket sma negeri 9 surabaya, dan nggak bisa lagi maen basket ama temen-temen di its, klub dan temen-temen basket lainnya. Beberapa hal itulah yang pada awalnya membuatku berat melupakan Surabaya, kalo ninggalin mah uda kudu jadi kewajiban. Hhehe
Disaat aku maen basket or ikut latian basket UGM, meski nggak pernah maen di event atau apapun, meski cuma maen-maen biasa di lapangan basket deket rumah atau cuma ikutan latian UGM aja. Tetep aja basket itu bikin aku kangen suasana basket di Surabaya, selain maen basket, guyonan khas arek-arek basket suroboyo memang bikin beda dan betah. Saling olok, saling ungkit masa lalu, saling sikut, dll selalu menjadi bumbu sedap untuk mengakrabkan kita semua. Hhehe
Kapan saya bisa bersenang-senang lagi dengan basket dengan teman lama yang sudah pada berpencar entah kemana, kalo basketan ya jelas pengen basekt di SMA 9 ama adik-adik kelas and temen-temen alumni, maen basket ama temen-temen yang pernah di Mahameru, Peacock, Rajawali dan ITS, pokoknya maen basket ama semua lah.
Pokoknya, kalo ntar uda di Surabaya, harus ada waktu buat basketan ama temen-temen basket. Maen dimana aja terserah deh, yang penting iso dolan basket. Hahaha
Akhirnya masa itu telah tiba, sebuah masa dimana mahasiswa terjun langsung ke masyarakat untuk mengabdi dan mengimplementasikan semua ilmunya selama kuliah kepada masyarakat. Biasanya sih, KKN (Kuliah Kerja Nyata) terjadi di wilayah yang masih tertinggal khususnya wilayah pedesaan yang belum terlalu maju dan wilayah yang mempunyai potensi untuk maju.
Awalnya penulis berencana KKN ke lombok timur bersama teman-teman satu kontrakan juga, perencanaan program, rapat dan lain sebagainya dengan tim yang siap berangkat KKN di lombok timur telah terjadi dengan baik dan benar. Namun sayangnya kurang lebih 2 minggu menjelang KKN dimulai, tiba-tiba kepala bapeda lombok timur yang baru, mengcancel acara KKN. Akhirnya tim yang sudah solid itu terpaksa bergabung dengan tema KKN lain yang telah disiapkan oleh UGM.
Penulis pada awalnya sangat ingin KKN di luar pulau jawa, karena bosan di jawa dan ingin mencari suasana baru di luar jawa. Namun karena gagalnya KKN ke lombok timur, berdampak sistemik pada tema KKN yang akan dipilih oleh penulis. Hehehe
Ketika masa pemilihan tema, penulis menemukan tema yang unik dan menggelitik, yakni "Tertib Lalu Lintas di Kampus UGM dan sekitarnya". Faktor lokasi KKN yang dekat tentunya menjadi pertimbangan penulis, namun penulis juga mempunyai misi pada tema ini, yakni agar penulis lebih tertib lagi dalam berlalu lintas, penulis soalnya hoby banget ngelanggar rambu apalagi ngelanggar lampu merah dan hebatnya penulis nggak pernah ketilang euy. Hahaha
Akhirnya berjumpalah penulis dengan tim KKN tertib lalu lintas, namun hingga seminggu awal KKN, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) belum menampakkan batang hidungnya ke tim KKN tertib lalu lintas. Mendengar cerita dari KKN temen-temen yang lain, DPL selalu ada dan mengarahkan mahasiswa tapi di KKN penulis kok DPL nya malah nggak pernah muncul dan belum ngasih pengarahan sama sekali. Wahwah repot juga nih kalo konsep yang telah dirancang tim tidak sesuai harapan, tami tim tatib lalin tetap yakin jika konsep yang telah dibuat adalah jauh daripada bijaksana. Hahaha
Banyak dari temen penulis yang ketawa ketiwi bahkan menyindir penulis terkait KKN penulis. KKN kok ngatur lalu lintas, KKN kok di kota, dan lain sebagaianya. Hahaha. Penulis hanya bisa tersipu manyun mendengar ucapan teman-teman penulis yang penuh perhatian dan kasih sayang itu.Hehehe
Memang unik aja, ternyata masayrakat di perkotaan masih banyak juga yang belum tertib lalu lintas, maka adanya KKN ini tentunya sangat penting dalam kehidupan masayarakat perkotaan ke depannya. Hahaha
Hwaaaaaa cewe mana sih yang ga sebel kalo dicuekin, dijahatin and dikecewain ama pacar? Tapi kenapa kok masih aja banyak cewe yang sayang bahkan lebih sayang meski uda dikecewain ama sang kekasih? Aneh juga sih, malah ada yang uda putus karena digituin, ehh tapi kalo diajak balikan ya mau-mau aja. Huft Fyuh repot juga ya kalo uda sayang dicampur bumbu cinta... Hhaha
Pada tulisan penulis di Kontra Grafis Perasaan (KGP) juga dijelasin dimana semakin lama hubungan berjalan justru si cewe yang makin sayang dan cowo makin cuek aja kadang suka cari masalah dan sok jual mahal. So, jangan heran deh kalo fenomena ini (dikecewain tetep aja sayang n mau aja balikan) selalu ada dalam sebuah hubungan sepasang kekasih yang menjalin cinta dan asmara beserta geloranya. hahaha
Seperti yang ditulis pada awal tadi, kenapa sih cewe kadang masih sayang, kadang mau balik meski uda dijahatin ama sang kekasih? Hanya cewe yang mampu menjawabnya, dan kelemahan (rasa sayang yg lebay) cewe ini lah yang selalu dimanfaatin sang cowo, wahwahwah cowo emang kurang ajar pisan euy, ga tau diri. Hahaha
Baik kita mulai pelajaranya sekarang, mungkin ada beberapa dari kita yang terpaksa masuk sekolah atau kuliah di jurusan yang ga kita suka. Tapi lama kelamaan seiring berjalanya waktu kita akhirnya menyukainya dan bahkan menjadi fanatis atau mungkin tetep g suka dan biasa aja. Atau contoh lain, bisa bayangin kalo kita sudah terlalu nyaman dan terlalu lama terhadap suatu hal misalnya nih kalo kita uda terbiasa pake spatu/baju merk tertentu, tentunya kita agak ogah juga beralih ke merk lain. Ya dari semua itu, secara tidak langsung kita telah terinsitiusi, dimana banyak faktor yang membuat kita terinstitusi.
Apa sih itu terinsititusi? Ada penjelasan menarik tentang hal ini dari sebuah film yang berjudul “Shawsank Redemption”, film yang berkisah mengenai korupsi di penjara dan kejahatan terhadap napi ini mempunyai penjelasan yang menarik tentang “terinstitusi” yakni pertama kita akan membencinya (penjara), kemudian terbiasa, dan seiring berjalannya waktu kita akan tegantung padanya. Tak heran jika film itu menjelaskan demikian, karena rata-rata orang yang dihukum di shawsank redemption adalah 20-30th, sehingga mereka tidak mengerti ada apa dan siapa saja di luar hingga mereka lebih memilih hidup di penjara daripada hidup bebas sendirian dengan usia yang renta. Jadi para napi akhirnya terinstitusi oleh penjara karena disana mereka punya banyak teman dan lainnya. Hhaha
Jadi inti daripada terinstitusi adalah, biasa aja atau mungkin membencinya, kemudian terbiasa dengan yang kita benci atau kita anggap biasa aja, seiring berjalannya waktu pada akhirnya kita malah ketergantungan. (kayak misalnya ketergantungan cuci muka tanpa pon*s or sabun cuci muka, rasanya kayak kurang gimana gitu..hhaha)
Sama halnya tidak ingin beralihnya kita pada sebuah merk lain (terinstitusi oleh merk tertentu), atau tidak ingin keluar dari penjara (terinstitusi oleh penjara). Terinstitusinya cewe oleh cowo bisa jadi karena uda terlalu nyaman dan sayang atau sudah lama menjalin hubungan, sehingga si cewe tidak tau menau tentang cowo lain alias belum bisa nemuin yang pas atau sesuai dengan keinginan hati sehingga cewe sangat bergantung pada sang cowo (pacar/mantan) padahal ketika putus atau disia2in pacar, cewe butuh cepat sosok yang bisa membuat hati ini tersenyum. So, meski uda dijahatin or jalan ama cowo lain, toh tetep aja UUM (ujung2nya mantan) bagi yang uda putus dan UUP (ujung2nya pacar) bagi yang belum putus. Hhaha
Yah itulah terinstitusi, pertama mungkin biasa saja/jual mahal (pas dideketin) kemudian terbiasa (uda keseringan di smsin, jalan, twitteran, tlpn2an, fban, yman, bbman, dll), seiring berjalannya waktu akhirnya ketergantungan deh (jadi gimana gitu kalo g ada dia meski dia suka bikin bete dan sejenisnya). Hhaha
Kalo menurut penulis sih, rugi banget buat cewe yang sudah terinstitusi oleh sang cowo. Kayak ga laku aja neng/non/mbak/jeng/ses. Uda disia-siain, dikecewain, dijahatin, “tapi aku kan masih sayang” ujar sang cewe tersipu manyun. Makan deh itu sayur rasa sayang, harga diri mau ditaruh kemana? Kayak ga laku aja, masih muda masih banyak kesempatan, masa depan masih cerah dan tentunya masih seger bener (hehehe), jangan trauma atau jangan sampe deh rasa kecewa itu menutup hati kalian buat lelaki lain yang bisa lebih baik atau lebih bejat daripada pacar/mantan kalian. Whehehe
Tapi kalo masih sayang dan cinta mati, ya monggo silahkan... jangan sambatan deh kalo digituin lagi dan itu resiko yang harus diterima...
Sejarah Mahasiswa Indonesia di era 60-an, 70-an hingga 1998, sangat dikenal sebagai sosok agen pembaharu dalam perkembangan bangsa. Mahasiswa sangat kritis dan peka terhadap segala kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kita bisa melihat tahun 60-an dimana Mahasiswa melakukan aksi TRITURA (tiga tuntutan rakyat), pada tahun 1974 kita juga mengenal peristiwa "MALARI" (malapetaka 15 Januari), dan terakhir pada tahun 1998 dimana Mahasiswa berhasil "menaklukan" orang paling berpenguasa di Indonesia selama 32 tahun, meski dibalik peristiwa ini juga banyak kepentingan yang masuk.
Dari berbagai peristiwa bersejarah itu seakan merepresentasikan bahwa Mahasiswa mengerti dan peduli terhadap problematika yang menyelimuti negeri ini, dari sana juga kita bisa melihat betapa hebatnya mahasiswa bisa menjalin kekuatan massa yang cukup besar dalam merobohkan dominasi penguasa tunggal negeri ini meski upaya perobohan rezim itu baru terealisasi pada 1998.
Berbicara mengenai sejarah mahasiswa Indonesia tentunya akan sangat panjang dan penuh perjuangan. Namun berbicara mengenai mahasiswa Indonesia sekarang, seakan tidak pernah jauh dari kehidupan malam, shopping, mall, travelling, drugs, free sex, alcohol, dan sebagainya, meski juga banyak prestasi internasional yang diraih mahasiswa indonesia.
Yah, kita tidak bisa menyalahkan atau mempermasalahkan mahasiswa yang demikian, karena mereka seperti itu karena sistem yang tercipta, yakni bea masuk perguruan tinggi yang mahalnya bukan main baik swasta maupun negeri, apalagi jika kita menengok UGM, UI dan ITB, mahalnya bukan main.
Mungkin karena kebanyakan berisikan orang-orang yang mapan secara ekonomi (mengingat masuk kuliah bisa lewat jalur swadaya/kemitraan/kasaranya jalur duit. Baca juga tulisan penulis mengenai "sekilas tentang hedonisme") atau orang-orang yang kuliah untuk memperoleh pekerjaan yang layak dengan gaji tinggi, sehingga mereka apatis aja deh dengan segala permasalahan di negeri ini. Ndak perlu repot-repot mikirin politik, pemerintahan, permaslahan bangsa dan lain sebagainya, sekarang yang dipikirin gimana caranya biar bisa kuliah dengan IP yang bagus terus dapat kerja, kuliah sambil kerja, atau kuliah sambil bersenang-senang. Dimana dari aktivitas itu, tentunya secara tidak langsung menjauhkan mereka dari masyrakat, maka jangan heran jika mahasiswa sudah tidak lagi menjadi penyambung lidah rakyat alias tidak lagi menjadi agen perubahan layaknya mahasiswa angkatan 60-an hingga 1998. Mahasiswa bukan lagi sosok kritis yang peka terhadap segala perubahan yang ada di sekitarnya, padahal harapan masyarakat terhadap mahasiswa juga cukup besar karena masyarakat beranggapan bahwa mahasiswa adalah sosok intelektual yang bisa menyalurkan aspirasi rakyat.
Namun tampilan mahasiswa sekarang seakan meragukan masyarakat untuk “meminta” pertolongan mahasiswa, mengingat sekarang mahasiswa lebih suka menampilkan sosok eksklusif yang tidak bisa merasakan derita rakyat dan memhami problematika bangsa. Mereka hanya bisa ngemall, dugem, ngedrugs, free sex, autis dengan dunianya, dan lain sebagainya. Mungkin orang-orang desa saja yang masih berpikiran bahwa mahasiswa itu orang pinter dan bisa banyak bantu masyarakat (ini dampak dari program KKN). Hehehe
Sekarang semakin sedikit mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi, baik organisasi ektra kampus (HMI,GMNI,PMII,KAMMI,dll) maupun himpunan mahasiswa jurusan hingga BEM. Yah, mereka lebih senang menghabiskan waktu dengan bersenang-senang, sukur-sukur ada yang bekerja atau belajar.
Penulis secara pribadi juga mengakui bahwa mahasiswa sekarang lebih menampilkan sosok “arogan” secara intelektual dan sosok yang “apatis” dengan segala perubahan yang ada di masyarakat. Mereka lebih menampilkan eksklusivitas dengan hanya berkumpul sesama mahasiswa tanpa ada dialektika atau obrolan yang bermanfaat, hanya bersenang-senang dan ngegosip sana-sini. Sedangkan yang arogan secara intelektual lebih banyak mengahabiskan waktu dengan belajar tanpa peduli ada apa dengan temannya atau masyarakat, yang penting kuliah dapet IP Cumlaude dan bisa bicara hanya berdasar teori tanpa implementasi.
Mahasiswa oh mahasiswa...
Karena ada request dan cerita dari beberapa kerabat mengenai hubungan dengan sang pacar terutama yang jarak jauh, akhirnya nulis lagi deh tentang pacaran tapi kali ini mengupas nggak tuntas hubungan jarak jauh. Hhehe
Mungkin beberapa dari kita ada yang pernah, sedang bahkan akan menjalani hubungan/pacaran jarak jauh atau bahasa gaulnya LDR alias Long Distance Relationship. Beberapa penelitian baik di luar maupun dalam negeri menyatakan bahwa hampir 90% pasangan yang menjalani LDR ini berakhir dengan “tragedi” (lebay banget nih) alias putus cinta dan kalopun berjalan, sangat sulit dan banyak godaaan menggoda. Atas dasar penelitian itu pula maka penulis mengganti Long Distance Relationship menjadi Long Distance Relationshit (LDRt bukan KDRt). Hhhehe
Memang tak mudah menjalani hubungan yang sifatnya jarak jauh, harus diciptakan ikatan batin maupun ikatan simpul yang kuat. Hhehe
Karena penulis mempunyai pengalaman pahit dalam LDRt dan punya banyak cerita dari kegagalan beberapa teman dengan sang kekasih dan sedikit cerita keberhasilan seorang teman dalam membangun hubungan jarak jauhnya. Dijamin deh, kalo cowonya jelek apalagi miskin and nggak sekece penulis, doi nggak bakaln selingkuh alias kecil kemungkinan. Hhaha
Jadi jangan bilang cowo atau cewe yang nggak tahan godaan, keduanya sama saja lah, Cuma harus diakui jumlah cewe yang jauh lebih banyak dari cowo (1 banding 4) membuat kans cowo untuk selingkuh jauh lebih besar. hhehe
Penulis juga bingung enaknya mau berbagi lewat kegagalan atau keberhasilan dalam Long Distance Relationshit ini. Karena cerita keberhasilan sangat sedikit dan kegagalan sangat banyak. Kalo berbagi keberhasilan kayaknya bukan keahlian penulis, tapi kalo berbagi kegagalan bisalah dibilang ahli. Jadi marilah kita juga belajar dari kegagalan orang lain, ntar kalo mau berhasil ya pikir sendiri. Wkekek
LDRt seakan menjadi momok serius bagi kita yang belum pernah berjauhan dengan sang pacar, mungkin bagi yang pernah aja masih berfikir ribuan kali (keburu tua bos!!!) buat mengulang tragedi sejuta umat ini. Memang pada LDRt itu diperlukan sebuah kekuatan mental dan kepercayaan diri yang cukup tinggi terutama rasa saling percaya satu sama lain, yang nggak kalah pentingnya adalah kejujuran. Jadi kita tidak hanya bisa menggantungkan pada intensnya komunikasi dan pertemuan dengan sang kekasih (penulis pernah ngalamin ini tapi ya berakhir dengan tragedi. Aw aw aw curhat nih ye... --..--)
Kekuatan mental disini adalah keduanya harus mempunyai kekuatan mental dari godaan cowo/cewe yang terkutuk. Kebanyakan gagalnya LDRt ini adalah banyaknya bisikan setan dan godaan dari cowo/cewe yang terkutuk. Hhehe
Kepercayaan diri dan rasa saling percaya, wah ini juga sangat penting selain Percaya kepada Tuhan YME karena dengan adanya kepercayaan terhadap diri sendiri dan saling percaya terutama percaya akan berjalan dengan indah maka kita bisa. Bisa apa? Bisa-bisa aja deh. Hhehe. Yah pokoknya yakin dan percaya aja bahwa kita dan si dia tidak mudah tergoda oleh banyaknya godaan baik yang sengaja (mencari pelampiasan) maupun yang nggak disengaja (ketemu the other someone who making us better and feel like asoy..hhehe)
Kejujuran, kalo kita bisa jujur dengan sang pacar tentunya akan nyamnyam, tapi masalahnya jujur itu sulit karena takut menyakiti dan takut kehilangan sang pacar. Wahwah
Kalo faktor kegagalan LDR tentunya banyak banget dan uda jadi rahasia umum. Kalopun berjalan mungkin hubungane biasa-biasa saja alias banyak kebohongan daripada kejujuran, masih pacaran aja uda suka bohong gimana kalo cerai? Hhaha. Tapi kalo berhasil, wah hebatnya bukan main, teman penulis ada yang LDR-an hingga 5tahun tapi nggak tahu kapan mereka nikah. Hebat pisan euy dan nggak pernah putus nyambung kayak lagu BBB (bukan bolot biasa). hhehe
Memang ketiga tips di atas tidak mudah dijalankan dan berbuat tak semudah berucap. Maka tak heran jika 90% hubungan jarak jauh berbuah kegagalan soalnya orang terkadang paranoid dan bahkan phobia dengan LDRt, maka hubungan jarak jauh ini lebih pantas disebut dengan Long Distance Relationshit.
Jadi kalo uda LDRt-an ya cuma ada dua pilihan, mau jalanin dengan serius atau menjalani dengan senang hati alias asal hati senang dengan gebetan dan pacar yang jauh disana ya silahkan. hhaha
Pesen Penulis : LDRt terjadi bukan karena niat, melainkan terjadi karena adanya keterpaksaan dan kesempatan. Jadi Waspadalah!! Waspadalah!! hhaha
Wahwah jaman semakin maju, teknologi semakin modern dan anak-anak muda semakin gaul and eksis dengan mengikuti kemajuan zaman meski agak gaptek padahal uda punya BB, Iphone, HP canggih, Laptop, PC. Hhehe
Punya barang-barang canggih gitu tapi kalo nggak ngerti spesifikasinya ya sama dengan mengisi air pada bak yang bocor. Sekarang kalo beli barang pokoknya yang mahal (biar nggak ada yang mampu beli) atau beli barang-barang yang digunakan banyak orang tapi harganya tetep mahal kayak handphone BB or Laptop yang VAIO atau Macbook. Orang jaman sekarang kalo beli barang mahal dan nggak bisa dibeli banyak orang disekitarnya serta tidak nyicil alias tunai meski kudu utang sana-sini, rasanya kayak gimana gitu. Kayak orang gila ditengah kerumunan orang normal.Hahaha
Udah ah, ini bukan mau bahas orang gila atau spesifikasi barang-barang IT. Tapi mau bahas judul yang uda ditulis, yakni penyeragaman ekspresi melalui emoticon kayak -___- =) =( :p T_T dan sejenisnya, terus ada juga emoticon dalam bentuk huruf/kata kayak zzz, huft, hoamm, hmm, haha, dll. Dimana emoticon itu mewakili ekspresi temen kita ketika sms-an, ym-an, bbm-an, fb-an,twitter-an, dan lainnya. Kadang penulis suka nggak gaul aja ketika ada temen penulis yang bales sms or chat penulis dengan emoticon -___- .hhaha (emoticon dalam bentuk huruf yang menandakan kita tertawa)
Kangen juga rasanya liat ekspresi temen yang sedih, senang, bete dan sejenisnya dalam keadaan yang sesungguhnya, namun karena kecanggihan alat komunikasi yang cepat dan belum tentu tepat serta akurat. Akhirnya semua ekpresi itu telah diseragamkan dan diwakilkan oleh emoticon. Huft (emoticon dalam bentuk huruf yang menandakan kecewa kalo g salah)
Gara-gara emoticon, akhirnya kalo ketemu temen yang beberapa menit lalu menampilkan emoticon sedih eh jadi nggak bisa liat dia sesedih pas di emoticon deh (masa mau sedih terus?cape deee).
Emoticon bisa menampilkan kita sedih, bete, marah, ketawa, nangis, dan sebagainya. Jadi sekarang penulis jarang banget deh liat ekspresi temen-temen yang sesungguhnya dalam kehidupan nyata, karena semua telah terwakilkan oleh emoticon dan seragam pula. Zzzz (ini juga emoticon dalam bentuk huruf yang menandakan ngantuk)
Sekarang nggak perlu lagi repot nulis kita sebel atau apa kek ama orang, cukup tampilkan emoticon maka orang itu akan mengerti. Kalo nggak ngerti ya berarti masih kurang gaul kayak penulis. Hhehe
Benernya nggak masalah sih mau nampilin ekspresi apa aja, tapi penulis suka heran aja deh padahal dulu kalo nangis, marah, sedih atau apa aja nggak pernah ‘diumbar’ di area public (dunia maya juga jadi public area lho), tapi sekarang ‘ngumbar’ apapun di public area kayaknya bukan masalah lagi termasuk ngumbar dada paha dan sekitarnya (kalo ini masih belum ada emoticon-nya). Hehehe. Mungkin karena ada emoticon jadi mereka nggak perlu malu, kan orang lain nggak ngerti benernya itu ekspresi beneran or ekspresi emoticon. Hhehe
Emang dengan adanya emoticon juga banyak bermanfaat bagi yang memanfaatkan, seperti dijelaskan sebelumnya kita nggak perlu repot-repot nulis ekspresi kita, cukup tampilkan emoticon. Kita nggak perlu repot-repot marah, keluar air mata, bersedih, dll karena semua uda diwakilin ama emoticon. Yah semoga apa yang ditampilkan emoticon dalam sms, fb, ym, bbm, twitter, dll adalah benar adanya sesuai dengan emoticon yang ditampilkan. Hhehe
Pesen penulis cuma jangan membohongi orang lain dengan emoticon yang ditampilkan, karena berbohong itu tidak baik bagi diri sendiri dan orang lain meski bohong itu indah pada awalnya layaknya masa pacaran yang indah pada awalnya (terutama pas pdkt). Hhihi
Selamat beremoticon dan mempunyai ekspresi yang seragam dengan orang lain ntah yang lebih buruk atau lebih baik daripada anda tapi yang pasti emoticonnya sama kalo lagi sedih atau apa aja. Ahaha
Lulus tk jadi anak sd, lulus sd jadi anak smp, lulus smp jadi anak sma, lulus sma bisa kerja atau kuliah bahkan keduanya, nah lulus kuliah mau jadi apa? jadi mahasiswa s2? kalo punya duit n nggak males belajar, mau kerja? kalo dapet kerja. Tapi yang pasti lulus kuliah adalah bekerja entah kerja kayak gimana yang jelas kerja. Hahaha
Kadang bingung juga, apa bener kita kuliah itu cuma buat dapet kerja dengan gaji yang lebih baik daripada yang nggak kuliah? Walah-walah terus ilmu yang didapet semasa kuliah bisa-bisa nggak bermanfaat donk kalo kita asal pilih kerja aja, kayak misalnya nih sekarang uda banyak perusahaan yang cuma butuh S1 segala jurusan dengan IPK minimal 3.00. Salah satu contoh yang paling unik adalah ada salah satu temannya teman penulis yang kuliah di peternakan or pertanian UGM kalo nggak salah, kerja di salah satu Bank terbesar di Indonesia bukan bca lho. hhehe
Apa hubunganya kuliah di peternakan ama bank? mungkin banknya nanti mau buka usaha ternak. hhaha
Penulis juga bingung kalo uda lulus kuliah mau jadi apa? Kuliah di Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan di FISIP UGM, idealnya sih bekerja di Dinas/Departemen Sosial atau jadi Menteri Sosial, kalo di perusahaan kerjanya di CSR (Corporate Social Responsibility), sukur-sukur bisa masuk di HRD perusahaan. Tapi eh tapi, apakah bisa semudah itu dapet kerja? Belum lagi sekarang link/jaringan/kenalan sangat menentukan keberhasilan kita dalam beberapa hal dan salah satunya adalah mencari pekerjaan. Barangsiapa yang punya banyak link, barangkali bisa dapet kerja. Hhehe
Kadang penulis juga nggak mau ambil pusing dengan banyaknya pertanyaan dari kerabat dekat maupun kerabat jauh mengenai kalo lulus kuliah mau jadi apa? Apa karena bukan kuliah di Ekonomi, maka lapangan kerja buat jurusan penulis jadi sedikit? Sarjana ekonomi juga banyak yang nganggur, setidaknya ini menjadi salah satu motivasi penulis dalam persaingan pada dunia kerja nanti. Hahaha
Penulis cuma optimis aja bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh kerja keras akan membawa sebuah hasil yang maksimal. Yang jelas, jangan pernah minder atau malu dengan apa yang jadi kekurangan kita, namun tunjukin semua kelebihan dan kemampuan kita. Mantap!!!
Selama ini orang di Indonesia, Media, Buku-buku bahkan wikipedia sekalipun menyatakan bahwa kota terbesar di Indonesia adalah Jakarta. Sejujurnya penulis kurang setuju dengan hal ini, mengapa? Karena menurut pemhaman penulis, Jakarta adalah Provinsi karena dipimpin oleh Seorang Gubernur bukan Walikota. Sedangkan pengertian kota menurut hemat penulis adalah suatu wilayah administratif yang dipimpin oleh Walikota. Penulis tidak akan menjelaskan panjang lebar atau secara teoritis apa itu kota dan seperti apa bentuknya. Hhehe
Kota di Jakarta adalah Jakarta Selatan, Utara, Timur, Barat dan Pusat. Dimana tiap kota itu dipimpin oleh walikota, jadi sangat jelas bahwa Jakarta bukanlah Kota melainkan Provinsi yang di Khususkan hingga menjadi Daerah Khusus Ibukota karena pusat pemerintahan dan pusat apa aja kebanyakan disana. Makanya jadi daerah khusus. hehehe
Sedangkan Surabaya dipimpin langsung oleh Walikota. Jika pada kebanyakan referensi menjelaskan bahwa Surabaya adalah kota terbesar ke-2 di Indonesia, maka penulis akan meralat dan mengatakan bahwa Kota Terbesar di Indonesia adalah SURABAYA, bukan Jakarta. Karena Jakarta dipimpin oleh Gubernur sedangakan SURABAYA dipimpin oleh Walikota.
Mari kita renungkan baik-baik tulisan ini, kalo nggak direnungin juga gapapa.. Hhehe
Pagi, Siang, Sore dan Malam selalu mampir dalam kehidupan kita yang fana ini. Hhehe.
Tapi diantara waktu tersebut, penulis paling menyukai pagi hari dimana pada pagi hari kita bisa menikmati udara yang masih segar dan melihat aktivitas seluruh umat manusia terutama aktivitas di pasar yang ramainya bukan main. Mulai dari pedagang dan pembeli semuanya sudah tersiap di pagi hari. Selain aktivitas di pasar, kita juga dapat melihat para siswa-siswi yang mulai bersiap berangkat ke sekolah dan para pekerja yang juga bersiap untuk bekerja, belum lagi orang tua yang selalu menyiapkan sarapan untuk anaknya. Di pagi hari kita juga bisa melihat orang-orang berolahraga dan tentunya di pagi hari kita juga bisa melihat kemacetan di kota besar kayak Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Jogjakarta.
Tapi sekarang sudah jarang kita dengerin kicauan burung di pagi hari, yang ada hanya kicauan klakson kendaraan bermotor dan "kicauan" umat manusia yang terjebak dalam macet. Apakah burung-burung itu sudah malas berkicau karena kicauan mereka kalah oleh kicauan klakson dan umat manusia? Coba kita bertanya pada burung yang bergoyang. Hhehe
Yah, itulah pagi hari. Entah mengapa dibalik semua aktivitas yang dimulai di pagi hari semua terassa begitu indah meski harus diliputi perasaan tak enak dengan aneka kicauan dan masalah kemarin hari atau kemarin malam yang kurang mengena di hati dan pikiran. Hhaha
Penulis suka bangun dan beraktivitas di pagi hari, karena nggak pengen rejekinya dipatuk ayam. Bukan dink, suka aja memulai aktivitas lebih dulu jadi kita lebih siap untuk memulai hari ini dengan baik jika kita sudah tersiap di pagi hari. Waktu aktivitas kita bisa jauh lebih panjang dan lebih banyak hal yang kita ketahui dan yang pasti kita menjadi lebih dulu dari siapapun yang tidak memulai aktivitas di pagi hari.
Orang jaman sekarang itu aneh-aneh nyeleneh. Aneh aja kalo sesuatu yang bener eh dibilang salah, sesuatu yang salah eh malah dibilang bener. Bener-bener nyeleneh pokoknya. Sebagai contoh nih, orang bakal suka dipuja puji sana sini and dibohongoin sini sana meski dalam upaya ini ada tujuan dan kepentingan tertentu, tapi beda halnya ketika orang bersifat jujur dan apa adanya, slalu aja ada beberapa oknum tertentu yang ingin menjatuhkan si jujur ini dalam lingkupnya.
Memang untuk jujur kita mempunyai cara tertentu, seperti misalkan fisik seseorang. Nggak mungkin kan kita langsung bilang dia jelek atau banyak kekurangan? Memang sih kalo kita mau jujur kita harus bilang sesuai dengan yang ada pada dia, namun untuk menjaga perasaan dia kita harus bisa merancang kejujuran kita. Kita nggak bilang jelek secara langsung, namun cukup bilang akan lebih baik jika bla bla bla atau ngomong apa aja deh yang bikin dia sadar kalo dia memang jelek dan harus ada sesuatu yang bisa bikin dia jadi lebih baik. Hahahaha
Tapi jangan sampai kita berbohong sekecil apapun hanya untuk menyenangkan orang lain!!! Ini adalah yang terpenting, karena orang yang kita bohongi akan kecewa bukan main jika dia tahu bahwa telah kita bohongin. Lebih baik jujur dalam tingkatan yang lebih kecil daripada melakukan kebohongan kecil.
Pada dunia kerja yang mengutamakan profesionalisme, kejujuran adalah hal yang dijunjung tinggi. Atasan kita tidak akan segan-segan menilai buruk kinerja kita dan apapun yang dianggapnya kurang maksi, namun mereka juga akan jujur ketika kita bisa bekerja dengan maksi. Inilah yang harus ditiru dalam dunia kerja kita, namun sayangnya orang-orang yang jujur dalam dunia kerja lebih banyak dieksploitasi (dimanfaatin) dan dimusuhin daripada ditiru oleh rekan kerja. Orang yang tidak jujur dalam bekerja lebih suka menjilat atasan daripada bekerja dengan penuh tanggung jawab. Orang-orang seperti ini yang membuat produktivitas perusahaan jalan di tempat alias nothing progress karena mereka hanya melakukan sebuah kebohongan kecil yang terus menumpuk (jarang bahkan tidak pernah jujur) dan tidak menunjukkan kinerja mereka yang sesungguhnya, mereka hanya bekerja giat jika ada bos dan suka memuji-muji bos serta mencari muka. Setidaknya itulah yang pernah dialamin penulis ketika bekerja pada media cetak di salah satu harian lokal di Jogjakarta.
Bagaimana dalam kehidupan sehari-hari? Intinya janganlah kita melakukan kebohongan sekecil apapun jika hanya untuk menyenangkan orang lain, lebih baik kita melakukan kejujuran sekecil apapun untuk membuat orang lain mengerti kita.
Misalkan seorang teman meminta tolong kita untuk menulis surat tapi kita juga sedang ada kesibukan, yah kita bilang saja "Akan saya kerjakan secepat mungkin ketika sudah tidak sibuk" darpada kita bilang "Oke akan saya kerjakan". Pada ucapan bagian pertama pasti teman kita mengerti bahwa kita ada kesibukan, jadi dia akan berfikir dua kali untuk meminta tolong kita. Coba bandingakan dengan ucapan kedua, dimana ucapan itu lebih sekedar untuk menyenangkan hati seorang teman namun belum tentu bisa dikerjakan.
Tentunya masih banyak contoh lain yang bisa kita ambil, memang kejujuran terkadang membuat orang sakit hati atau kecewa, namun setidaknya kita secara tidak langsung membuat orang lain bisa berubah dan memahami apa yang kurang dari dirinya. Nggak semua orang bisa ngertiin orang lain, hanya kejujuran yang bisa membuat kita mengerti satu sama lain.
Kalo ini Fotonya yang Penuh Masalah Bukan Objeknya
Masalah yang terdiri dari huruf M.A.S.A.L.A.H adalah sebuah kata yang cukup membuat hidup kita penuh tantangan dan cobaan. Ngomong opo toh iki? hhaha
Terkadang masalah bikin kita sebel, emosi, bete, memotivasi kita dan membuat kita jadi lebih baik. Semua itu bergantung dari kita sendiri dalam mengolah masalah itu. Masalah tidak seharusnya menjadi batu sandungan atau hambatan buat kita untuk melangkah ke depan, masalah nggak cuma dihadapi cuy tapi juga dicintai cing. Seperti halnya kita mencintai sahabat, pacar, keluarga dan lainnya. Kita pasti sebisa mungkin melakukan yang terbaik untuk mereka. Dalam hal ini juga nggak jauh beda, kalo kita mencintai masalah kita tentunya kita akan bisa menyelesaikan masalah itu dengan baiknya, tapi jika menghadapinya penuh dengan emosi, rasa bete, dan lainnya, so pasti masalah kita akan nambah dan nggak kelar-kelar.
Jadi yang perlu dilakukan dalam menghadapi sebuah masalah adalah kejernihan dan kedewasaan dalam berfikir meski dalam hal itu kita mempunyai banyak ekspresi seperti marah, tersenyum, menangis, diam, dan sebagainya. Yang terpenting adalah kita bisa mencintai masalah itu dengan kejernihan dan kedewasaan pikiran kita. Masalah tidak akan pernah ada hentinya menghampiri kita, bukan berarti orang yang penuh masalah itu hidupnya berantakan. Dia jadi berantakan karena nggak bisa memanage masalah itu dengan baik, hingga masalah satu belum selesai eh uda muncul masalah lainnya. Coba kita bisa memanage itu masalah dengan yang tadi penulis jelaskan sebelumnya, otomatis kita bisa "menegur" masalah yang akan mendatangi kita biar nggak dateng lagi. Hhahaha
Selamat mencintai masalah yang anda dapatkan, semoga permasalahan yang kita hadapi bisa membuat kita menjadi lebih baik dan menjadi orang yang berhasil dan sukses. Amin
cover film Dear John (apa hubungane ama postingan ini?)
yang jelas nggak ada..haha
Orang jaman sekarang semakin tidak malu-malu buat ngungkapin perasaannya terhadap orang yang dia sukain, mulai dari "nembak" di muka umum atau di depan banyak orang, ngikutin acara televisi yang berhubungan dengan cinta, ampe rela bunuh diri dan menuju dukun jika cinta ditolak. hhaha
Satu kata untuk ini semua, bukan 'edan' tapi SALUTE. Salute buat sampeyan-sampeyan yang berani menunjukkan perasaan anda dihadapan banyak orang, meski orang yang anda suka itu belum tentu suka dan malahan ilfil ama sampeyan. Hhehe
Tapi juga nggak sedikit dink orang yang masih malu, jaim dan sejenisnya. Terus kira-kira cara seperti apa ya agar pengungkapan perasaan kita ini diterima di sisinya? hhaha
Penulis juga nggak tau gimana caranya biar perasaan kita ini bisa mengena ke si dia. Ada dua cara dalam hal ini, yakni berterus terang dan berterus gelap. hhehe.
Berhasil atau tidaknya bisa kita pelajari dari pengalaman kita dan teman-teman kita serta sejauh mana kita bisa mengerti si dia dan yang terpenting adalah do'a.
Kalo si dia nggak suka sesuatu yang berlebihan dalam hal ini adalah mulai dari kita pedekate ampe kita nembak, jangan sampe deh kita nembak dia pake cara yang aneh n di public area. yang mengundang perhatian orang banyak. Dijamin berhasil yakni berhasil ditolak oleh si dia (coba lagi tahun depan). hhehe
Ungkapan perasaan suka tidak hanya melalui kata-kata saja, namun juga melalui perbuatan dan perbuatan disini tidak harus yang mengundang perhatian banyak orang serta perbuatan asusila atau perbuatan yang dilarang oleh agama. hhehe
Jika kita menyukai sesuatu atau apapun otomatis kita akan berusaha sebaik mungkin untuk memperolehnya. Dalam hal ini pun demikian, lakukan sesuatu yang positif yang bisa membuat dia mengerti bahwa anda menyukai si dia dan ada sesuatu dari anda yang disukai dia. Apa ya sesuatu yang bisa kita lakukan itu? Penulis juga nggak tau soalnya. Hahaha. Yang jelas lakukan sesuatu yang baik dan membuat dia mengerti dan respect terhadap anda. wkekek
Ini hanya sebuah saran yang tidak harus diikuti, kalo mau diikutin juga nggak masalah. Lagian pasti pembaca semua sudah tau kudu ngapain kalo pengen ngungkapin perasaan sampeyan. Hahha