Selasa, 22 Juni 2010

Kejujuran Kecil Lebih Baik Daripada Kebohongan Kecil

Orang jaman sekarang itu aneh-aneh nyeleneh. Aneh aja kalo sesuatu yang bener eh dibilang salah, sesuatu yang salah eh malah dibilang bener. Bener-bener nyeleneh pokoknya. Sebagai contoh nih, orang bakal suka dipuja puji sana sini and dibohongoin sini sana meski dalam upaya ini ada tujuan dan kepentingan tertentu, tapi beda halnya ketika orang bersifat jujur dan apa adanya, slalu aja ada beberapa oknum tertentu yang ingin menjatuhkan si jujur ini dalam lingkupnya.

Memang untuk jujur kita mempunyai cara tertentu, seperti misalkan fisik seseorang. Nggak mungkin kan kita langsung bilang dia jelek atau banyak kekurangan? Memang sih kalo kita mau jujur kita harus bilang sesuai dengan yang ada pada dia, namun untuk menjaga perasaan dia kita harus bisa merancang kejujuran kita. Kita nggak bilang jelek secara langsung, namun cukup bilang akan lebih baik jika bla bla bla atau ngomong apa aja deh yang bikin dia sadar kalo dia memang jelek dan harus ada sesuatu yang bisa bikin dia jadi lebih baik. Hahahaha

Tapi jangan sampai kita berbohong sekecil apapun hanya untuk menyenangkan orang lain!!! Ini adalah yang terpenting, karena orang yang kita bohongi akan kecewa bukan main jika dia tahu bahwa telah kita bohongin. Lebih baik jujur dalam tingkatan yang lebih kecil daripada melakukan kebohongan kecil.

Pada dunia kerja yang mengutamakan profesionalisme, kejujuran adalah hal yang dijunjung tinggi. Atasan kita tidak akan segan-segan menilai buruk kinerja kita dan apapun yang dianggapnya kurang maksi, namun mereka juga akan jujur ketika kita bisa bekerja dengan maksi. Inilah yang harus ditiru dalam dunia kerja kita, namun sayangnya orang-orang yang jujur dalam dunia kerja lebih banyak dieksploitasi (dimanfaatin) dan dimusuhin daripada ditiru oleh rekan kerja. Orang yang tidak jujur dalam bekerja lebih suka menjilat atasan daripada bekerja dengan penuh tanggung jawab. Orang-orang seperti ini yang membuat produktivitas perusahaan jalan di tempat alias nothing progress karena mereka hanya melakukan sebuah kebohongan kecil yang terus menumpuk (jarang bahkan tidak pernah jujur) dan tidak menunjukkan kinerja mereka yang sesungguhnya, mereka hanya bekerja giat jika ada bos dan suka memuji-muji bos serta mencari muka. Setidaknya itulah yang pernah dialamin penulis ketika bekerja pada media cetak di salah satu harian lokal di Jogjakarta. 

Bagaimana dalam kehidupan sehari-hari? Intinya janganlah kita melakukan kebohongan sekecil apapun jika hanya untuk menyenangkan orang lain, lebih baik kita melakukan kejujuran sekecil apapun untuk membuat orang lain mengerti kita.

Misalkan seorang teman meminta tolong kita untuk menulis surat tapi kita juga sedang ada kesibukan, yah kita bilang saja "Akan saya kerjakan secepat mungkin ketika sudah tidak sibuk" darpada kita bilang "Oke akan saya kerjakan". Pada ucapan bagian pertama pasti teman kita mengerti bahwa kita ada kesibukan, jadi dia akan berfikir dua kali untuk meminta tolong kita. Coba bandingakan dengan ucapan kedua, dimana ucapan itu lebih sekedar untuk menyenangkan hati seorang teman namun belum tentu bisa dikerjakan.

Tentunya masih banyak contoh lain yang bisa kita ambil, memang kejujuran terkadang membuat orang sakit hati atau kecewa, namun setidaknya kita secara tidak langsung membuat orang lain bisa berubah dan memahami apa yang kurang dari dirinya. Nggak semua orang bisa ngertiin orang lain, hanya kejujuran yang bisa membuat kita mengerti satu sama lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar