Senin, 07 Juni 2010

Jogjakarta, 12 Mei 2010


 Kakak berasama Anak Pertamanya

Perjuangan Dengan Sang Kakak
Ketika tahun kedua di Jogja pada akhir tahun 2008 sekitar november akhir, Kakakku mencoba mencari peraduan di Jogjakarta. Bersama temannya dia datang ke Jogja untuk mengikuti job fair di UGM dan gagal alias tidak mendapatkan pekerjaan meski telah mengikuti beberapa seleksi dan interview. Akhirnya mereka berdua menggunakan cara klasik dalam mencari pekerjaan, yakni mencari lowongan di iklan baris koran. Mereka menemukan pekerjaan menjadi wartawan di harian yang baru terbit, eh ternyata setelah mencari-cari berita dan lainnya, yang punya koran malah ditindak pidana karena penipuan. Pada awal 2009 teman kakakku memutuskan kembali ke Surabaya, namun kakakku masih tetap di Jogja karena aku mengajak dia mengikuti event di Jogja, setelah selesai event, kebetulan salah satu koran di Jogja memintaku untuk membuat rubrik tentang anak muda dan aku pun mengajak kakakku dan beberapa temanku.
Kita berdua sama-sama kerja menjadi wartawan muda, namun aku juga agak kurang sreg aja dengan penghasilan yang diterima kakakku. Tapi kakakku tetap sabar dan redakturku menjanjikan aan membantu kakakku, hampir 4 bulan lebih akhirnya aku memutuskan mundur dari pekerjaanku karena kuliahku yang keteteran. Kakakku tetap bekerja dan dikasih job tambahan yakni menghandle situs koran tersebut. Dengan harapan nantinya kakakku tidak lagi jadi wartawan tapi dioper ke bagian IT koran tersebut.
Kakakku juga ngontrak bareng aku, kita susah bareng disini dan jarang banget seneng bareng karena kita jarang memperoleh kesenangan secara materi. Hhehe. Namun kita tetap tidak patah semangat menjalani hidup ini, aku tetep fokus kuliah plus nyari tambahan duit dan kakakku tetap fokus bekerja maksi dengan gaji mini. Ahh tak masalah lah, lagian kakakku awalnya juga menikmati dan menunggu kepastian akan dipromosikan. Hampir setahun berlalu, kakakku akhirnya memutuskan mundur dari koran tersebut karena tak kunjung mendapat penghasilan yang sesuai dan promosi yang hanya janji, akhirnya dia kembali lagi ke Surabaya. Cukup sedih juga hati ini, karena masih belum bisa terlalu banyak membantu sang kakak yang sudah berkeluarga dan dikaruniai dua orang anak yang cantik dan lucu. Hubunganku dengan anak-anaknya pun bisa dibilang sangat dekat terutama dengan anaknya yang pertama.
Pada bulan lalu, kakakku terkena musibah yakni ke-2 anaknya diopname di rumah sakit karena terkena demam berdarah. Bingung harus bagaimana karena kondisi keuangan orang tua juga sedang lesu sedangkan kakakku juga masih belum mendapatkan pekerjaan. Akhirnya aku memutuskan pulang ke Surabaya, siapa tau bisa banyak bantu. Biaya yang dikeluarkan ternyata cukup besar juga, hanya bisa untuk membayar anak yang pertama itupun duit dikasih beberapa sodara dan orang tua juga. Sebagai adik pun aku tidak bisa diam saja, aku mencoba minta bantuan ke temen-temenku dan ngejual hapeku. Alhamdulillah untuk biaya si kecil bisa ditanggung dari beberapa duit yang telah aku kumpulkan.
Meski dikenal keras dan semaunya sendiri, aku juga tidak suka melihat keluarga dan kerabat dekatku meraih kesusahan. Selalu ingin membantu dengan segala apa yang aku miliki. Karena itu aku selalu berjanji pada diriku sendiri agar aku menjadi orang yang berhasil dalam kehidpan ini, agar aku bisa berguna bagi orang lain. Karena harta toh tidak dibawa sampai mati, yang penting kebutuhan kita telah tercukupi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar