Wah-wah tahun 2010 ini, dunia pendidikan kita sedang menampilkan wajah sedih kayaknya. Yah, gara-garanya sih hasil Ujian Nasional (UN) SMA yang mengalami penurunan hingga 4% dari tahun sebelumnya. Secara nasional, dari 1.522.162 peserta, ada 154.079 peserta yang harus mengikuti UN ulang pada 10-14 Mei.
Yang parahnya lagi, di D.I Yogyakarta menghasilkan lulusan UN yang paling sedikit di pulau jawa yakni hanya 76% dan meraih peringkat ke-27 dari 30 Provinsi di Indonesia. Kredibilitas Yogyakarta sebagai kota pelajar pun mulai diragukan nih. Fyuh, memang cukup mengenaskan meski masih ada ujian ulangan dan ujian paket C.
Penulis juga heran ama pemerintahan indonesia, kenapa mereka kok justru berbangga dengan hasil UN tahun ini. Mereka malah mengatakan bahwa ini adalah salah satu prestasi yang cukup membanggakan, yakni soal dan jawaban UN tidak bocor. Waduh pak mentri kalo bilang gitu didepan anak yang nggak lulus, bisa diajak dinner bareng pak. hhehehe
Harusnya pemerintah itu sadar diri dan mengakuin kegagalan sistem pendidikan yang mereka banggakan selama ini. Dimana mereka itu pada akhirnya menciptakan robot yang berhati manusia, yah para pelajar itu seakan telah menjadi robot dan budak. Mereka itu pada akhirnya jadi kuli pendidikan, mereka sekolah dari pagi hingga sore hari, menghafal pelajaran dan rumus-rumus, terus capeekk deehhh.
Kuno banget sih, akhirnya mereka cenderung menjadi orang yang sibuk dengan dunianya kalo nggak sibuk ya menyimpang dengan dunianya. Kata temen nih, dia bilang kalo sekolah SD-SMP di Australia itu nggak ada yang namanya ujian nasional, kayaknya nggak cuma di Aussie deh, tapi hampir di belahan dunia cuma sedikit yang make Ujian Nasional. Indonesia memang eksentrik, suka beda ama yang lebih baik biar nampak buruk kayaknya.
Beberapa hari lalu, penulis juga sedih juga sih liat berita di televisi yang bilang kalo fasilitas sekolah di NTT itu masih belum memadai dan mereka jadi pihak yang paling tidak diuntungkan ketika UN. Nah gimana mau sama kayak siswa di Jawa, sedangkan fasilitas yang mereka dapat tidak sama, mulai dari bangunan, buku susah didapat, transportasi dan lainnya. Di luar jawa itu aksesnya masih susah cuy, liat aja film laskar pelangi, gimana si lintang harus bersepeda puluhan kilo dan melewati buaya. Ternyata di 2010 ini masih banyak lintang berceceran di negeri ini.
Pendidikan Indonesia mulai menampakkan kesedihannya, kalo ada orang sedih itu ya mbok dibikin nggak sedih pak. Jangan dibikin tambah sedih dengan semakin mahalnya biaya pendidikan dan fasilitas penunjang lainnya. Masih banyak rakyat meskin di negeri ini pak, jangan buat kami tambah miskin dengan terus menerus menaikkan harga kebutuhan. Capek Pak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar