“tuhan” pun telah berganti wujud seiring perkembangan jaman. Yah, seiring berkembangnya jaman yang selalu mengagungkan sebuah rasionalisasi atau logika, yang semuanya dalam hidup ini hanya bisa diselesaikan dengan akal pikir yang sehat atau dengan rasionalisme. Segala hal yang bersifat irasional atau tradisi dianggap menjadi penghalang sebuah kemajuan. Biarlah ranah agama dan budaya itu hanya sebatas “itu” saja, tidak perlu mencampuri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dimana ini biasa kita kenal dengan sekulerisme.
Agama dan Budaya yang bisa dijadikan sebagai fungsi kontrol masyarakat dan juga berfungsi sebagai pembawa kebahagiaan dan rahmat bagi seluruh manusia seakan dipotong begitu saja perannya. Kaum modernis menganggap bahwa yang bisa membawa kebahagiaan adalah materi, khususnya uang karena dengan uang kita bisa segalanya. Kita bisa membeli hukum, kita bisa membeli manusia, kita bisa membeli rumah mewah, kita bisa membeli apa saja yang kita mau.
Akhirnya kebahagiaan manusia diukur sebatas materi belaka, memang uang juga penting dalam hidup ini namun jika menjadikan uang sebagai yang maha penting dalam hidup ini. Yah silahkan saja menjadi budak daripada uang. Budak kan hanya orang yang patuh dan tunduk pada suatu perintah tanpa berfikir panjang tentang apa yang dia lakukan, apakah kita akan menjadi seperti ini?
Konotasi bahagia yang dulunya tidak hanya diukur melalui materi sekarang mendahulukan materi sebagai tolak ukur utama dalam kebahagiaan menurut kaum modernis. Orang rela melakukan apa saja demi uang, baik orang yang sudah mempunyai banyak uang maupun orang yang tidak memiliki uang. Semua rela dan tega melakukan hal yang jauh dari kata bahagia dan membahagiakan orang lain. Yang punya uang terus menerus melakukan korupsi, membeli hukum, dan lain sebagianya. Sedangkan yang tidak memiliki uang rela melakukan perampokan, premanisme, dan lainnya.
Inilah akibatnya jika semua tolak ukur kebahagiaan adalah UANG. Janganlah kita hanya mencari uang, seharusnya kita bisa membuat uang mencari kita. Bagaimana caranya? Tentunya kita harus mempunyai kapasitas dan kualitas yang mumpuni dengan segala kelebihan yang kita miliki.
Segala sesuatu masalah tidak semuanya bisa diselesaikan dengan uang, uang kok seakan menjadi tuhan baru bagi manusia. Dimana semua orang rela melakukan apa saja demi uang, ketika ada masalah, uang seakan menjadi solusi utama. Apakah hanya kepada uang kita meminta? diaman kebahagiaan dan lain sebagainya kita dapatkan dari uang. Uang seakan telah menggeser posisi dan pengaruh Tuhan dalam hidup ini.
Semoga Allah masih memberikan segal rahmat dan ridho-Nya bagi umatnya yang tersesat dan kembali ke jalan-Nya.
Mantap Gan!!!
BalasHapuskeren...cui
BalasHapusmakasih deh buat commentnya mbak gasicoklat..
BalasHapusgadiscoklat dink..hhehe
BalasHapussorry salah ketik